Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Transaksi kesepakatan merger dan akuisisi (M&A) perusahaan Singapura sepanjang kuartal II 2024 telah mencapai US$ 23,8 miliar atau setara Rp 385 triliun. Menurut data yang dikumpulkan Bloomberg, angka tersebut meningkat 102% secara tahunan.
Capaian itu telah menjadikan Singapura sebagai pusat aktivitas merger dan akuisisi di Asia Tenggara pada triwulan kedua ini.
Peningkatan transaksi M&A di negara kota tersebut seiring dengan kembalinya kepercayaan investor, dan ddidukung oleh kondisi ekonomi dan politik yang cenderung stabil.
Peningkatan transaksi terjadi terutama terjadi dalam beberapa hari terakhir. Terbaru, Konsorsium yang terdiri perusahaan investasi KKR dan Singapore Telecommunications (SingTel) sepakat menginvestasikan US$ 1,3 miliar di ST Telemedia Global Data Centres (STT GDC), salah satu penyedia data center terbesar di Asia.
Baca Juga: Wealth Management Bank Singapura Punya Risiko Pencucian Uang Tertinggi
Kemungkinan besar akan lebih banyak lagi transaksi merger dan akuisisi di Singapura ke dopant. Perusahaan asuransi Allianz SE saat ini tengah menjajaki mengakuisisi Income Insurance Ltd.
Country Head Bank of America Corp Singapura Martin Siah mengatakan, sentimen terhadap merger dan akuisisi inbound yang transformatif dari Singapura menjadi lebih positif dibandingkan beberapa tahun terakhir.
“Sentimen positif tersebut meningkatkan kepercayaan diri untuk transaksi merger dan akuisisi di Singapura paruh kedua dan tahun 2025. Singapura jelas merupakan pusat grativitasi M&A di Asia Tenggara,” kata dia dilansir Bloomberg, Jumat (21/6).
Siah menambahkan, transaksi itu bukan hanya besar dari jumlah secara keseluruhan, tapi masing-masing transaksi yang terjadi juga strategis dan nilainya cukup tinggi dengan nilai investasi asing langsung (FDI) terbesar yang pernah ada.
Bank of America Corp merupakan penasehat atas transaksi investasi konsorsium KKR di STT. Perusahaan ini juga menjadi advisor atas penjualan saham mayoritas Fullerton Health Singapura kepada Far East Drug Co. yang diumumkan pada April lalu.
Baca Juga: Bursa Asia Naik Oleh Reli Perusahaan Teknologi, Taruhan Penurunan Suku Bunga The Fed
Tao Choon Chiam, kepala M&A Asia Tenggara di Ashurst ADTLaw, mengatakan bahwa peningkatan pesat transaksi M&A tersebut merupakan sinyal bahwa investor mengambil pandangan jangka panjang terhadap situasi makroekonomi dan bersiap untuk berinvestasi pada aset yang tepat.
Menurutnya, Tata kelola perusahaan Singapura yang kuat dan lingkungan politik yang dapat diprediksi juga membantunya negara itu mempertahankan keunggulan kompetitif.
Para ekonom memperkirakan perekonomian Singapura akan tumbuh sebesar 2,4% pada 2024, menurut survei terbaru otoritas moneter. Sementara itu, indeks acuan Straits Times telah meningkat dan kini lebih tinggi 8% dibanding level terendah di bulan Oktober 2023.