kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,74   0,31   0.03%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aksi saling melotot Turki-Yunani di Laut Mediterania, Erdogan berkedip lebih dulu


Senin, 14 September 2020 / 14:11 WIB
Aksi saling melotot Turki-Yunani di Laut Mediterania, Erdogan berkedip lebih dulu
ILUSTRASI. Presiden Turki Tayyip Erdogan. Presidential Press Office/Handout via REUTERS


Sumber: Arab News | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - ANKARA. Konflik Turki dan Yunani di Laut Mediterania Timur akhirnya mereda. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Minggu (13/9/2020) mundur dari konflik di wilayah tersebut. Dia memerintahkan kapal penelitian yang beroperasi di perairan teritorial Yunani untuk kembali ke pantai Turki.

Melansir Arab News, ketegangan di wilayah itu meningkat sejak kapal survei seismik Oruc Reis dan armada pengawal fregat angkatan laut Turki dikerahkan bulan lalu di dekat pulau Kastellorizo, Yunani, meskipun terjadi aksi protes berulang kali dari Athena dan Uni Eropa, terutama dari Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Eksplorasi Turki untuk minyak dan gas disertai dengan retorika yang semakin agresif dan penghinaan dari Erdogan, yang ditujukan ke Yunani, Siprus, dan Prancis. Baru-baru ini pada hari Sabtu, presiden Turki mengatakan kepada Macron: “Jangan main-main dengan orang Turki."

Sementara , Macron mengatakan, Ankara bukan lagi mitra di wilayah Mediterania.

Baca Juga: Memanas dengan Turki, Yunani tingkatkan kemampuan militer

Pada hari Minggu, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengakui bahwa kapal tersebut telah kembali ke pantai Turki, dan pelacak satelit menunjukkan keberadaan kapal tersebut ada di dekat pelabuhan Antalya.

"Ini adalah langkah pertama yang positif. Saya berharap akan ada lebih banyak langkah positif dari mereka," kata Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis seperti yang dilansir Arab News. 

Baca Juga: Tegang dengan Turki, Yunani berencana beli senjata termasuk pesawat tempur

Media Pro-Erdogan di Turki mengatakan penarikan Oruc Reis adalah "langkah untuk memberikan kesempatan pada diplomasi," dan mengaitkannya dengan upaya untuk memulai pembicaraan antara Yunani dan Turki.

Tetapi upaya untuk menemukan solusi diplomatik untuk kebuntuan, sejauh ini tidak membuahkan hasil.

Presiden Yunani Katerina Sakellaropoulou mengunjungi Kastellorizo ​​pada Minggu dan menuduh Turki "meningkatkan tekanan" di Athena.

Baca Juga: Yunani meradang, Turki memperluas eksplorasi gas di Mediterania timur

“Kami sedang melalui masa yang sulit dan berbahaya,” kata Sakellaropoulou.

"Kepemimpinan Turki ... sedang merusak perdamaian yang dibangun selama beberapa dekade oleh orang Yunani dan Turki, yang melihat laut di antara mereka bukan sebagai perbatasan yang tidak bisa ditembus tetapi sebagai jalur komunikasi," tambahnya.

Turki dan Yunani adalah anggota NATO, bersama Prancis. Paris sangat gencar menentang tindakan Turki. Tetapi sejauh mana Paris dan Ankara siap untuk berbicara, setelah begitu banyak serangan verbal yang dilontarkan antara para pemimpin kedua negara, kini menjadi perhatian publik.

Selanjutnya: Erdogan siap melakukan apa pun untuk mendapatkan hak Turki di laut Mediterania




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×