Sumber: money.cnn | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
WASHINGTON. Isu atas keamanan penggunaan akun Yahoo! Inc semakin memburuk.
Rabu (14/12), Yahoo kembali mengungkapkan adanya peretasan keamanan baru yang diprediksi berdampak pada 1 miliar akun pengguna mereka. Peretasan ini terjadi pada 2013 lalu dan dikabarkan berbeda dengan insiden peretasan besar-besaran yang diumumkan perusahaan September lalu.
Kali ini, manajemen Yahoo percaya, ada pihak ketiga yang mencuri data pengguna dari satu miliar akun pada Agustus 2013. Data tersebut diprediksi meliputi nama, alamat email, dan password. Namun, tidak ada informasi finansial di dalamnya.
Yahoo akan memberitahukan informasi kepada pengguna yang kemungkinan terkenda dampaknya. Perusahaan juga berupaya mengingatkan pengguna untuk segera mengganti password mereka.
"Kami meyakini, insiden ini tidak terkait dengan insiden yang kami umumkan pada 22 September 2016," kata Bob Lord, Yahoo's chief information security officer dalam blog pribadinya.
Pada peretasan yang pertama, banyak pihak yang memprediksi hal tersebut akan mempengaruhi langkah Verizon untuk membeli Yahoo senilai US$ 4,8 miliar. Pihak Verizon mengatakan akan mempelajari peretasan yang terjadi setelah sebelumnya menyetujui rencana akuisisi perusahaan.
AOL CEO Tim Armstrong pada awal bulan ini mengatakan, dia sangat optimistis kesepakatan antara Yahoo dan Verizon akan terus berlanjut. Namun, peretasan kedua kali ini bisa mengubah hal itu.
"Seperti yang sudah kami utarakan sebelumnya, kami terus mengevaluasi situasi seiring investigasi yang dilakukan Yahoo. Kami akan mereview dampak dari perkembangan terbaru ini sebelum mengambil keputusan final," demikian pernyataan resmi Verizon.
Catatan saja, Rabu kemarin, saham Yahoo anjlok 2,5% pasca penutupan transaksi perdagangan.