Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - HANG ZHOU. Alibaba Group Holding Ltd. bersiap untuk melakukan investasi besar pertamanya sejak membayar rekor denda antimonopoli sebagai bagian dari tindakan keras terhadap kerajaan internet Jack Ma.
Mengutip Bloomberg, konsorsium yang dipimpin oleh Alibaba dan pemerintah provinsi Jiangsu ini mendekati kesepakatan untuk membeli saham di bidang ritel yang dimiliki oleh konglomerat Suning yang juga miliarder China, Zhang Jindong. Kesepakatan itu akan menambah 20% saham yang sudah dimiliki Alibaba di Suning.com Co., yang saat ini bernilai sekitar US$8 miliar.
Investasi potensial tersebut menandai kembalinya Alibaba sejak pihak berwenang mengenakan denda US$ 2,8 miliar pada perusahaan pada bulan April yang menjadi kerugian pertama dalam sembilan tahun. Kesepakatan itu akan membantu perusahaan e-commerce dapat menyaingi rivalnya JD.com Inc., sementara bergandengan tangan dengan otoritas lokal menandakan miliarder teknologi dan perusahaannya siap untuk kembali membuat kesepakatan.
Baca Juga: Kim Jong Un: Korea Utara tingkatkan persahabatan dengan China ke titik strategis baru
“Jika kesepakatan berlanjut, itu memperkuat posisi Alibaba yang tidak menginginkan peraturan yang berlebihan untuk membatasi ambisi strategis atau investasi oportunistiknya.” ujar Michael Norris, seorang analis teknologi dari perusahaan riset pasar AgencyChina yang berbasis di Shanghai.
Kesepakatan apa pun kemungkinan akan perlu disetujui oleh Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar yang merupakan pengawas antimonopoli yang semakin kuat di Beijing. Bahkan ketika Alibaba mencoba untuk bergerak maju, fintech milik Jack Ma, Ant Group Co. masih menjalani transisi yang diperintahkan negara yang menjadi perusahaan induk keuangan yang akan diatur lebih seperti bank. Beijing juga telah menyatakan keprihatinan atas kepemilikan media Alibaba dan ingin perusahaan melepas aset-aset itu, termasuk South China Morning Post.
Pengumuman kesepakatan tersebut dapat dilakukan secepatnya minggu ini. Negosiasi sedang berlangsung dan kesepakatan masih bisa ditunda atau bahkan gagal.
Nantinya, Zhang sebagai pendiri Suning tidak akan lagi memiliki kendali atas perusahaan setelah kesepakatan dan menandai akhir perjalanannya sebagai pengusaha papan atas yang membawa perusahaannya ke berbagai bisnis, termasuk kepemilikan tim sepakbola Inter Milan.
Asal tahu saja, Alibaba dan Suning telah lama bersekutu erat serta membentuk kemitraan di berbagai bidang mulai dari logistik hingga penjualan online. Pada tahun 2015, Alibaba menginvestasikan US$ 4,6 miliar untuk 20% sahamnya di Suning.com, yang pada gilirannya membayar US$ 2,3 miliar untuk membeli 1,1% saham di perusahaan yang lebih besar.
Baca Juga: Jumlah hulu ledak nuklir dunia mencapai 13.130, ini negara pemiliknya
Kemitraan dengan Suning dan pengecer fisik lainnya adalah bagian dari tujuan raksasa seperti Alibaba untuk membangun kerajaan di mana belanja offline dan online terintegrasi dengan mulus. Chief Executive Officer Alibaba Daniel Zhang telah melakukan ekspansi ke ritel fisik dan bisnis grosir khususnya sebagai landasan strategi pertumbuhannya yang membuahkan hasil selama pandemi virus corona.
Di samping investasi di pengecer tradisional, perusahaan telah membuat dorongan ke dunia offline dengan toko fisik untuk kelontong dan startup makanan Freshippo. Bisnis ritel barunya tersebut telah berkembang dengan kinerja operasionalnya senilai US$ 25,6 miliar yang berarti memberikan kontribusi seperlima dari total pendapatan yang tercatat sampai akhir Maret
Saham yang lebih besar di Suning.com dapat membantu Alibaba menangkis persaingan yang berkembang dari JD.com, raksasa ritel online yang didukung Tencent Holdings Ltd. Perusahaan milik Richard Liu ini juga telah berkembang menjadi ritel offline dengan rencana untuk membangun 300 toko utama peralatan rumah tangga di kota-kota tingkat kedua dan ketiga pada tahun 2025, bersama dengan 5.000 toko di kota-kota kecil dan desa-desa.