kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.380.000   40.000   1,71%
  • USD/IDR 16.676   -36,00   -0,22%
  • IDX 8.522   -48,37   -0,56%
  • KOMPAS100 1.180   -7,88   -0,66%
  • LQ45 857   -6,19   -0,72%
  • ISSI 299   -0,47   -0,16%
  • IDX30 443   -3,74   -0,84%
  • IDXHIDIV20 513   -5,47   -1,05%
  • IDX80 133   -0,97   -0,73%
  • IDXV30 136   -0,47   -0,35%
  • IDXQ30 142   -1,30   -0,91%

Alibaba Cetak Pendapatan 247,80 Miliar Yuan, Lebih Tinggi dari Proyeksi Analis


Selasa, 25 November 2025 / 19:02 WIB
Diperbarui Selasa, 25 November 2025 / 19:06 WIB
Alibaba Cetak Pendapatan 247,80 Miliar Yuan, Lebih Tinggi dari Proyeksi Analis
ILUSTRASI. Alibaba berhasil mencetak pendapatan kuartalan sebesar 247,80 miliar yuan. REUTERS/Maxim Shemetov/File Photo


Reporter: Harris Hadinata | Editor: Harris Hadinata

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Perusahaan e-commerce raksasa asal China, Alibaba, berhasil mencetak pendapatan kuartalan sebesar 247,80 miliar yuan, setara Rp 580,10 triliun, pada kuartal kedua. Realisasi ini lebih tinggi dibandingkan dengan konsensus estimasi analis, sebesar 242,65 miliar yuan, setara Rp 568,05 triliun.

Kenaikan pendapatan ini didorong investasi yang dilakukan Alibaba untuk mengembangkan layanan pengiriman satu jam. Layanan ini menarik semakin banyak konsumer menggunakan aplikasi belanja yang dikembangkan Alibaba. Selain itu, divisi cloud juga melaporkan pertumbuhan yang kuat.

Kinerja positif Alibaba ini dipublikasikan di tengah ketatnya persaingan bisnis di sektor ritel instan. Selain Alibaba, pemain besar lain juga menggelontorkan investasi miliaran dolar untuk mengembangkan layanan pengiriman satu jam.

Baca Juga: Bank Digital Mampu Cetak Pertumbuhan Laba Lebih Tinggi Dibanding Bank Konvensional

Pada saat yang sama, Alibaba juga telah berinvestasi besar-besaran dalam akal imitasi (AI). Dus, Alibaba kini menjadi salah satu perusahaan China yang memimpin di bidang tersebut.

"Kami telah memasuki fase investasi untuk membangun nilai strategis jangka panjang dalam teknologi dan infrastruktur AI, serta platform konsumsi yang mengintegrasikan layanan kehidupan sehari-hari dan e-commerce," ujar Eddie Wu, CEO Alibaba Group, seperti dikutip Reuters, Selasa (25/11/2025).

Tapi di sisi bottom line, Alibaba mencatat laba bersih turun 53% menjadi 20,61 miliar yuan. Kendati begitu, realisasi tersebut tetap lebih tinggi dari konsensus perkiraan analis.

Baca Juga: Kinerja BBCA Oktober: Pertumbuhan Laba Melambat Tapi Masih Sesuai Proyeksi Analis

Para analis memang tengah memiliki pandangan kurang oke terhadap sektor e-commerce China. Perang harga ritel instan, yang dipicu oleh diskon dan subsidi agresif dari Alibaba, JD.com, dan Meituan, telah menimbulkan aksi bakar uang besar-besaran di industri ini.

Analis Nomura memperkirakan, nilainya lebih dari US$ 4 miliar di kuartal kedua saja. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran terkait profitabilitas industri ini.

Kendati begitu, analis menilai Alibaba tidak terlalu terpapar efek persaingan ketat dibandingkan para pesaingnya. Alibaba justru melihat potensi keuntungan jangka panjang dari bisnis ritel instan.

Baca Juga: India Bersiap Hadapi Tarif AS yang Lebih Tinggi, Skenario Terburuk hingga 25%

Alibaba memproyeksikan layanan ritel instan dapat menambah gross merchandise value (GMV) tahunan sekitar 1 triliun yuan selama tiga tahun ke depan.

Alibaba juga mencetak pertumbuhan positif di hari belanja Single Day, yang tahun ini berlangsung dari awal Oktober hingga 11 November lalu. Perusahaan secara keseluruhan mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 9,3% dari acara tersebut.

Buat perbandingan, menurut perusahaan konsultan teknologi dan perdagangan Analysys, pesaingnya, JD.com, mencatat pertumbuhan sebesar 8,3% di momen hari jomblo tersebut.

Selanjutnya: IHSG Terkoreksi 0,56% ke 8.521, Masih Ada Net Buy Asing di Saham-Saham Ini

Menarik Dibaca: Promo Indomaret Beli 1 Gratis 1 dan Beli 2 Gratis 1, Berlaku sampai 26 November 2025




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×