Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Investor yang bertaruh bakal masuknya Alibaba Group Holding Ltd ke dalam program yang memungkinkan investor asal Tiongkok untuk membeli sahamnya di bursa Hong Kong kemungkinan bakal kecewa.
Pasalnya, merujuk artikel yang dimuat Bloomberg, Selasa (11/2) Alibaba kemungkinan besar tidak akan masuk ke dalam program penghubung bursa (stock connect) Hong Kong dengan para investor Tiongkok.
Baca Juga: WHO: Virus corona baru ancaman sangat besar bagi seluruh dunia
Perusahaan e-commerce terbesar di China ini memang menggiurkan bagi investor, apalagi dengan valuasi yang sudah menembus US$ 587 miliar di Hong Kong.
Hanya saja, menurut sumber Bloomberg hal ini disebabkan pertukaran informasi antara Shanghai, Shenzhen dan Hong Kong belum mencapai kesepakatan untuk membuat pengecualian atau merevisi perjanjian untuk Alibaba.
Pasalnya, pada tahun lalu sebelum Alibaba melantai di bursa Hong Kong. Pemangku kebijakan telah melakukan pengecualian terhadap beberapa perusahaan, dan Alibaba termasuk di dalamnya.
Di sisi lain, dengan semakin banyaknya perusahaan lokal China yang berhasil melantai di bursa Amerika Serikat (AS) semakin membuat posisi Alibaba semakin rumit.
Baca Juga: Efek virus corona, China & Hong Kong mundur dari Kejuaraan Bulutangkis Asia
Sebabnya, bila Alibaba masuk ke dalam program ini maka hal tersebut bakal bertentangan dengan ambisi Beijing yang ingin mengembangkan perusahaan lokal, terutama karena kondisi kerusuhan yang sedikit banyak mencengkeram Hong Kong.
Perusahaan-perusahaan China lainnya, yang mulai berkembang seperti JD.com Inc hingga Baidu Inc juga didorong untuk memilih Hong Kong ketimbang melakukan penjualan saham di bursa Shanghai atau Shenzhen.
Alih-alih untuk tetap membuka gerabang masuknya investor asal China, The Hong Kong Stock Exchanges & Clearing Ltd pun telah mengusulkan perubahan pada Komisi Regulasi Sekuritas China alias China Securities Regulatory Commision.
Baca Juga: Bursa saham reli, harga minyak mentah pertahankan penguatan
Namun, menurut salah satu sumber hal ini masih membutuhkan waktu untuk dapat mencapai kesepakatan.
Adapun, menurut seorang juru bicara bursa Hong Kong, perusahaan dengan hak suara tertimbang dan termasuk dalam daftar sekunder saat ini tidak akan ikut serta dalam program penghubung saham tersebut. "Kami berharap dapat membahas potensi ini dengan pihak-pihak terkait di masa depan," katanya.
Ia pun menegaskan, bahwa pihak bursa Hong Kong selalu berupaya mendukung hal-hal yang dianggap positif untuk pasar. Kabar baiknya, daftar tersebut bakal diperbarui pada 17 Februari 2020 mendatang.
Baca Juga: Serangan bom bunuh diri guncang kota Kabul, tewaskan sedikitnya 5 orang