kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Amarah Kaum Muda di Balik Kerusuhan yang Guncang Kota Stuttgart


Senin, 22 Juni 2020 / 13:47 WIB
Amarah Kaum Muda di Balik Kerusuhan yang Guncang Kota Stuttgart
ILUSTRASI. Kerusuhan di kota Stutgart, Jerman pada Sabtu, 20 Juni 2020.


Sumber: DW.com | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - DW. "Kami mendengarkan musik, beberapa tengah menari dan hanya bersenang-senang, dan kemudian semuanya terjadi," jelas Julia P. seakan tak percaya.

Seperti kebanyakan orang, remaja berusia 17 tahun itu bertemu dengan teman-temannya pada Sabtu (20/06) malam di sebuah taman di pusat kota Stuttgart. Julia pulang lebih awal, tetapi dengan cepat melihat video tentang insiden yang terjadi melalui SnapChat.

Melihat keadaan yang kacau di distrik perbelanjaan Königstrasse di Stuttgart, dikelilingi pecahan kaca yang berserakan, serta toko-toko yang ditutup, sulit dipercaya bahwa pesta Sabtu malam yang ceria telah berubah menjadi salah satu kerusuhan terburuk yang terjadi di Stuttgart, dalam beberapa waktu belakangan.

Anwar S., seorang remaja berusia 18 tahun yang juga menyaksikan kerusuhan berlangsung, mengatakan meskipun ada ketegangan antara massa dan polisi, ia tidak dapat memahami mengapa beberapa perusuh mulai merusak toko.

"Mereka mengira mereka ada di film Amerika – ketika semuanya terjadi."

Bentrok antara para remaja dan polisi

Kerusuhan pecah pada Sabtu (20/06) malam dan Minggu (21/06) dini hari setelah pihak kepolisian Kota Stuttgart mulai melakukan pemeriksaan narkoba di alun-alun utama kota, Schlossplatz.

Saksi mata mengatakan kepada DW bahwa ketegangan terjadi setelah seorang remaja mencoba melarikan diri dari polisi dan kemudian para petugas mengejarnya. Pada saat itu, sekelompok remaja lain menunjukkan “solidaritas” mereka terhadap remaja tersebut dan mulai menyerang polisi.

Video yang beredar di media sosial menunjukkan perusuh melemparkan batu dan benda-benda lain ke kendaraan polisi. Dalam sebuah video, seorang pria berlari ke arah seorang petugas polisi yang berlutut di tanah dan menendang petugas tersebut di bagian samping hingga terjatuh. Seketika terdengar sorak sorai perusuh lainnya. Sebanyak 19 petugas polisi dilaporkan mengalami luka-luka dalam kerusuhan itu.

Bentrokan pun meluas ke distrik perbelanjaan, di mana perusuh memecahkan etalase toko. Beberapa toko dijarah, termasuk toko perhiasan, toko ponsel, dan toko barang olahraga.

Diperkirakan 500 orang terlibat dalam kerusuhan ini, mayoritas dari mereka merupakan remaja, dan 24 orang yang diduga memprovokasi kerusuhan berhasil diamankan.

Tidak bermuatan politik

Minggu (21/06) sore, sebagian besar pecahan kaca etalase sudah dibersihkan atau dikumpulkan di depan toko-toko. Jendela-jendela yang rusak sekarang telah ditutupi dengan papan kayu, yang banyak di antaranya bertuliskan: "Ciptakan, jangan dihancurkan."

Banyak orang yang keluar untuk sekadar berjalan-jalan berhenti untuk melihat dampak kerusakan yang masih tersisa.

"Hal-hal seperti ini tidak terjadi di Stuttgart" merupakan kalimat yang sering dilontarkan para pejalan kaki yang lewat baik tua maupun muda.

Pihak berwenang mengatakan kerusuhan itu tidak bermuatan politik. Massa yang mabuk diduga menjadi penyebab kerusuhan ini.

'Kemarahan' memuncak

Yussef (19) yang menyaksikan kerusuhan pada Sabtu (20/06) malam, mengatakan bahwa alkohol menjadi faktor sempurna yang mengubah malam Minggu ceria menjadi ladang kerusuhan.

"Kemarahan baru saja memuncak dan tidak terkendali," katanya.

Ketika ditanya dari mana "kemarahan" itu berasal, Yussef menjelaskan bahwa banyak anak muda yang terlibat dalam bentrokan, khususnya orang non-kulit putih, merasa mereka terlalu sering dianggap sebagai tersangka oleh polisi.

Tingkat ketegangan begitu tinggi mengingat adanya protes terhadap kebrutalan polisi yang terjadi di Amerika Serikat akhir-akhir ini.

Kebijakan lockdown virus corona dan rasa frustrasi atas pandemi juga kemungkinan memainkan peran, ungkapnya.

"Semuanya ditutup," Yussef menjelaskan seraya menunjuk ke distrik perbelanjaan yang sekarang ramai. Banyak yang frustrasi karena karantina, khawatir tentang masa depan mereka dan bahagia bisa bertemu lagi di tempat umum dengan teman-teman.

Pihak berwenang kini telah melaksanakan penyelidikan besar-besaran terhadap insiden kerusuhan ini, menggunakan bukti yang dikumpulkan dari toko-toko yang dijarah untuk mengidentifikasi mereka yang terlibat. Tetapi pertanyaan di benak semua orang di Stuttgart - "Bagaimana ini bisa begitu tidak terkendali?" - tidak akan mudah untuk dijawab.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×