Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Amazon.com Inc akan berhenti menerima kartu kredit Visa yang diterbitkan di Inggris mulai tahun depan karena biaya transaksi yang tinggi.
Mengutip Reuters, Kamis (18/11), secara terpisah, Amazon mengkonfirmasi sedang dalam pembicaraan dengan beberapa jaringan pembayaran termasuk Mastercard Inc, American Experss Co dan Visa sebagai bagian dari proses standar untuk meninjau kartu kredit co branded AS.
Bloomberg sebelumnya pada hari Rabu melaporkan bahwa Amazon ingin memindahkan kartu kredit co-branded dari Visa ke Mastercard.
Dalam beberapa bulan terakhir, Amazon memperkenalkan biaya tambahan pada pelanggan yang menggunakan kartu kredit Visa di Singapura dan Australia, dengan alasan biaya tinggi.
Amazon mengatakan pengambilan keputusan Inggris akan mulai berlaku pada 19 Januari 2022. Dalam sebuah pernyataan, dikatakan bahwa biaya tersebut harus turun seiring waktu dengan kemajuan teknologi, tetapi sebaliknya mereka terus tetap tinggi atau bahkan naik.
Saham Visa ditutup 4,7% lebih rendah pada hari Rabu dan saham saingannya Mastercard turun 2,8%. Saham Amazon naik 0,2%. Saham American Express ditutup 0,7% lebih rendah.
Baca Juga: Wall Street melemah, dibayangi kekhawatiran inflasi dan rantai pasokan para peritel
Visa bulan lalu mulai menagih 1,5% dari nilai transaksi untuk pembayaran kartu kredit yang dilakukan secara online atau melalui telepon antara Inggris dan UE, dan 1,15% untuk transaksi kartu debit, masing-masing naik dari 0,3% dan 0,2%.
Konsorsium Ritel Inggris mengatakan pengecer lain di Inggris menghadapi biaya yang lebih tinggi untuk pembayaran lintas batas, menyusul keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Secara historis, pengecer telah menerima biaya Visa sebagai biaya akses ke jaringan besar pengguna kartu, kata para analis, tetapi itu bisa berubah.
Langkah ini menandai "titik balik penting dalam industri pembayaran," kata Laura Hoy, analis ekuitas di Hargreaves Lansdown seperti diberitakan Reuters.
Ia menambahkan Amazon mungkin berharap untuk mendorong lebih banyak pelanggan ke sistem pembayarannya sendiri.
"Pada akhirnya, kami pikir Amazon memiliki keunggulan dalam permainan ini - apakah pelanggan mengadopsi sistem pembayarannya sendiri atau Visa menyerah dan menurunkan biayanya, keduanya merupakan kemenangan bagi raksasa ritel itu," kata Hoy.
Di masa lalu peritel besar lainnya telah menyelesaikan perselisihan biaya dengan Visa setelah mengumumkan bahwa mereka akan berhenti mengambil kartu kredit Visa di segmen sempit bisnis mereka.
Unit Walmart Inc di Kanada, misalnya, mengatakan pada 2016 akan berhenti menerima kartu kredit Visa setelah tidak dapat mencapai kesepakatan tentang biaya.
Tujuh bulan kemudian perusahaan mengatakan mereka telah menyelesaikan masalah ini setelah sekitar 20 toko berhenti menerima kartu Visa.
Pelanggan Amazon masih dapat menggunakan kartu debit Visa, kartu kredit Mastercard dan Amex, dan Eurocard, kata Amazon dalam sebuah catatan kepada pelanggan.
Visa mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya "kecewa karena Amazon mengancam akan membatasi pilihan konsumen."
"Kami terus berupaya mencapai resolusi, sehingga pemegang kartu kami dapat menggunakan kartu kredit Visa pilihan mereka di Amazon UK tanpa batasan yang diberlakukan Amazon pada Januari 2022," tambah Visa.
Seorang juru bicara Visa menolak berkomentar lebih lanjut.
Amazon tidak segera menanggapi permintaan komentar atas laporan bahwa mereka mungkin mengalihkan kartu kredit merek bersamanya ke Mastercard.
Sejak keluarnya Inggris dari Uni Eropa, batasan yang diberlakukan UE atas biaya yang dibebankan oleh penerbit kartu tidak lagi berlaku di Inggris, yang berarti penyedia bebas untuk menaikkan biaya.
Baca Juga: Kinerja kuartalan Apple dan Amazon picu kekhawatiran pasar
Menyusul pengumuman Amazon, Komisi Perdagangan Inggris mendesak pemerintah Inggris untuk meningkatkan perjanjian perdagangan Inggris-Uni Eropa.
Kelompok tersebut, yang terdiri dari 10 anggota parlemen serta beberapa pemimpin bisnis dan ekonom, dibentuk pada bulan April untuk memberikan pengawasan independen terhadap kesepakatan perdagangan Inggris dengan Eropa dan seluruh dunia.
"Jika Amazon tidak dapat membuatnya bekerja, dengan semua sumber daya dan kemampuan mereka untuk menavigasi undang-undang untuk menghindari biaya, maka usaha kecil tidak memiliki peluang dan oleh karena itu pemerintah harus meningkatkan perjanjian perdagangan dan kerja sama Inggris-Uni Eropa untuk menjaga agar bisnis Inggris tetap kompetitif," kata Komisi dalam sebuah pernyataan.