kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Amerika akan hukum Rusia jika terbukti di persekongkolan ini


Jumat, 10 Juli 2020 / 15:40 WIB
Amerika akan hukum Rusia jika terbukti di persekongkolan ini
ILUSTRASI. Militer Amerika Serikat akan memberi hukuman kepada Rusia jika terbukti menyuruh milisi Taliban membunuh tentara AS. REUTERS/Al Drago


Reporter: kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON DC. Amerika Serikat (AS) memberikan peringatan keras kepada Rusia. Bahkan, Amerika Serikat akan mengambil tindakan terhadap Rusia jika terbukti bersekongkol dengan milisi Taliban.

Peringatan tersebut disampaikan Kamis (9/7/2020), menyusul adanya laporan Rusia menawarkan imbalan bagi milisi tersebut untuk membunuh tentara AS di Afghanistan. Para petinggi Pentagon berjanji akan mengambil tindakan, apabila militer Amerika Serikat dapat membuktikan ada persekongkolan antara Rusia dengan milisi di Taliban.

Baca juga: Menlu China meminta AS menghentikan pendekatan berbahaya dan lebih rasional 

Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley dan Menteri Pertahanan AS Mark Esper membahasnya di depan komite kongres. Jajaran kabinet Donald Trump kini sedang dalam tekanan, untuk menjelaskan laporan dari The New York Times yang mengklaim presiden telah diberitahu oleh intelijen, tapi tidak melakukan apa-apa.

Dilansir dari AFP Kamis (9/7/2020), Milley mengatakan informasi itu "tidak kuat". "Kami akan membahasnya. Kami akan mencari tahu apakah, pada kenyataannya, itu benar. Dan jika itu benar, kami akan bertindak," lanjutnya, tapi tidak menjelaskan lebih lanjut tindakan apa yang mungkin diambil.

Baca juga: Trump mengatakan akan menggunakan masker ketika mengunjungi rumah sakit militer 

Milley menambahkan, Washington sudah tahu sejak lama bahwa Rusia telah mendukung pemberontak Afghanistan, termasuk melalui pengiriman senjata.

Kompak Membantah

Tetapi dalam kasus Rusia kali ini, "kami tidak punya bukti nyata yang kuat, tentang intelijen yang menyebutkannya. Itu perbedaan besar." Mark Esper menyetujui pernyataan Milley dengan mengatakan, "Semua badan intelijen pertahanan tidak dapat membenarkan laporan itu."

Namun ia menambahkan, "Para komandan menanggapi semua laporan dengan serius, terlepas dari tingkat kredibilitas atau kerahasiaan." Laporan tentang dugaan persekongkolan Rusia-Taliban ini pertama kali diumbar oleh The New York Times bulan lalu, yang kemudian diikuti media-media "Negeri Paman Sam" lainnya.

Baca juga: Waspada, AS mencetak rekor tertinggi harian kasus baru infeksi virus corona di dunia 

Gedung Putih mengklaim, Presiden Donald Trump tidak diberitahu oleh intelijen karena tudingan itu tidak valid. Akan tetapi The New York Times yang mengutip beberapa pejabat AS melaporkan, intelijen termasuk dalam pembahasan harian presiden para Februari. Media tersebut juga melaporkan, para perwira intelijen AS dan pasukan khusus di Afghanistan mulai meningkatkan kewaspadaan pada awal Januari.

Dewan Keamanan Nasional juga disebut telah mengadakan pertemuan antarlembaga pada akhir Maret, untuk membahas kemungkinan tanggapan apa yang akan dilakukan. Namun Gedung Putih tidak mengizinkan tindakan apa pun dilakukan.

Rusia dan Taliban membantah klaim persekongkolan mereka. Tudingan persekongkolan ini muncul ketika Trump hendak menarik mundur pasukan militer AS dari Afghanistan. Penarikan pasukan dari area konflik adalah salah satu tuntutan utama Taliban dalam perjanjian damai, yang jika terwujud akan mengakhiri perang terlama AS.

(Aditya Jaya Iswara)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jika Rusia-Taliban Terbukti Bersekongkol, Pentagon Akan Bertindak", 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×