Reporter: kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Kompak Membantah
Tetapi dalam kasus Rusia kali ini, "kami tidak punya bukti nyata yang kuat, tentang intelijen yang menyebutkannya. Itu perbedaan besar." Mark Esper menyetujui pernyataan Milley dengan mengatakan, "Semua badan intelijen pertahanan tidak dapat membenarkan laporan itu."
Namun ia menambahkan, "Para komandan menanggapi semua laporan dengan serius, terlepas dari tingkat kredibilitas atau kerahasiaan." Laporan tentang dugaan persekongkolan Rusia-Taliban ini pertama kali diumbar oleh The New York Times bulan lalu, yang kemudian diikuti media-media "Negeri Paman Sam" lainnya.
Baca juga: Waspada, AS mencetak rekor tertinggi harian kasus baru infeksi virus corona di dunia
Gedung Putih mengklaim, Presiden Donald Trump tidak diberitahu oleh intelijen karena tudingan itu tidak valid. Akan tetapi The New York Times yang mengutip beberapa pejabat AS melaporkan, intelijen termasuk dalam pembahasan harian presiden para Februari. Media tersebut juga melaporkan, para perwira intelijen AS dan pasukan khusus di Afghanistan mulai meningkatkan kewaspadaan pada awal Januari.
Dewan Keamanan Nasional juga disebut telah mengadakan pertemuan antarlembaga pada akhir Maret, untuk membahas kemungkinan tanggapan apa yang akan dilakukan. Namun Gedung Putih tidak mengizinkan tindakan apa pun dilakukan.
Rusia dan Taliban membantah klaim persekongkolan mereka. Tudingan persekongkolan ini muncul ketika Trump hendak menarik mundur pasukan militer AS dari Afghanistan. Penarikan pasukan dari area konflik adalah salah satu tuntutan utama Taliban dalam perjanjian damai, yang jika terwujud akan mengakhiri perang terlama AS.
(Aditya Jaya Iswara)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jika Rusia-Taliban Terbukti Bersekongkol, Pentagon Akan Bertindak",