Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Korea Utara merupakan ancaman serius dan paling dekat bagi Amerika Serikat dan sekutunya di kawasan Indo-Pasifik seperti Korea Selatan, menurut Komandan Komando Indo-Pasifik AS, Selasa (9 Maret).
Komandan Komando Indo-Pasifik AS Laksamana Phil Davidson mengatakan, Korea Utara terus mengembangkan sistem senjata nuklir dan peluncurannya yang dirancang untuk menyerang tanah Amerika Serikat.
"Korea Utara menimbulkan risiko keamanan yang signifikan bagi Amerika Serikat dan mitra kami di Kawasan Indo Pasifik," kata Davidson dalam sebuah pernyataan kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat AS.
"Negara tersebut tidak mengambil langkah berarti menuju denuklirisasi, meskipun ada tanda-tanda penurunan yang menjanjikan pada 2018, dan terus memajukan program senjata strategisnya," ujar dia, seperti dikutip Yonhap.
"Sampai situasi nuklir diselesaikan di Semenanjung Korea, Korea Utara akan tetap menjadi ancaman kami yang paling mendesak," tambahnya.
Baca Juga: IAEA: Program nuklir Korea Utara telah menyebabkan keprihatinan serius
Davidson menyatakan, Korea Utara terus mengembangkan senjata pemusnah massal, meskipun moratorium nuklir dan uji coba rudal jarak jauh yang Pyongyang berlakukan sendiri telah berjalan sejak akhir 2017.
"Pyongyang mempertahankan inventaris rudal yang beragam dan terus berkembang, dan Korea Utara meluncurkan beberapa sistem balistik baru selama parade militer pada akhir 2020 dan awal 2021, termasuk dua SLBM dan sebuah ICBM," sebutnya.
SLBM adalah rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam. Sementara ICBM merupakan rudal balistik antarbenua.
Sikap berperang terhadap Amerika
Dia juga mencatat, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un kembali mengambil sikap "berperang" terhadap Amerika Serikat.
"Pada awal 2021, ia mencirikan Amerika Serikat sebagai musuh terbesar atau utama Korea Utara saat ia bersumpah untuk memperkuat persenjataan nuklirnya," kata Davidson.
Baca Juga: Bukan China, Amerika sebut Korea Utara yang punya potensi nyata menggunakan senjata
"Kim juga mengidentifikasi beberapa tujuan modernisasi senjata baru pada awal 2021, termasuk mengembangkan senjata nuklir taktis dan kendaraan luncur hipersonik dan meningkatkan kesiapan dan akurasi ICBM Korea Utara," ujarnya.
"Upaya penelitian dan pengembangan rudal Pyongyang, ditambah dengan pengejaran material dan teknologi nuklir yang sedang berlangsung, konsisten dengan tujuan yang dinyatakan rezim untuk dapat menyerang tanah air AS," imbuh dia.
Davidson menyebutkan, Korea Utara terus menghindari sanksi Dewan Keamanan PBB melalui pengiriman barang-barang ilegal dari kapal ke kapal yang dilarang di bawah rezim sanksi, seperti minyak, tetapi juga melalui berbagai cara lain, termasuk pencurian di dunia maya.
"Melalui pencurian keuangan berkemampuan dunia maya, kampanye pemerasan, dan pembajakan kripto, di mana Korea Utara menggunakan sumber daya komputasi yang dikompromikan untuk menambang mata uang digital, Korea Utara meningkatkan pendapatan ilegal untuk mendukung program pengembangan senjatanya," ungkapnya.