Reporter: Ferrika Sari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Amerika Serikat (AS) mendesak para pemimpin dunia untuk mendukung program vaksinasi untuk 70% populasi di dunia pada 2022 mendatang. Hal ini berdasarkan dokumen milik pemerintah Amerika.
Mengutip berita Reuters, Rabu (15/9), desakan itu ditunjukkan kepada negara - negara, organisasi internasional, dan kelompok sektor swasta yang diundang pada pertemuan puncak sela-sela majelis umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dokumen tersebut juga meminta negara-negara yang memiliki kapasitas relevan untuk menyumbangkan satu miliar dosis vaksin tambahan dan mempercepat pengiriman dua miliar dosis yang sudah dijanjikan.
Karine Jean-Pierre, wakil sekretaris pers Gedung Putih, mengkonfirmasi target vaksinasi 70%, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang KTT atau dokumen tersebut. The New York Times, yang pertama kali melaporkan rencana tersebut dan mengatakan undangan KTT dikirim ke para pemimpin dunia pekan lalu.
Selain itu, Amerika juga menyerukan negara-negara kaya untuk memastikan setidaknya bantuan senilai US$ 3 miliar pada 2021 dan US$ 7 miliar pada tahun 2022 untuk kesiapan vaksin.
Baca Juga: Inggris mengumumkan rencana suntikan booster COVID-19 bagi kelompok lansia dan rentan
Tujuan lainnya termasuk memastikan bahwa setidaknya satu dari 1.000 orang diuji vaksin setiap minggu pada akhir tahun 2021. Kemudian membangun kapasitas puncak untuk memastikan bahwa semua petugas kesehatan memiliki akses ke alat pelindung diri seperti masker pada tahun 2021.
Rancangan tersebut juga meminta negara-negara kaya menyediakan dana US$ 2 miliar untuk meningkatkan pasokan oksigen cair dalam jumlah besar, menyumbangkan setidaknya 1 miliar alat tes pada tahun 2022 untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah, dan US$ 3 miliar untuk mendukung Covid-19 dan donasi obat terapeutik sampai tahun 2022.
Ia meminta sektor swasta untuk mendanai strategi global senilai US$2 miliar untuk meningkatkan pasokan sistem oksigen pada akhir tahun depan. Lalu membuat alat uji tersedia di negara-negara miskin dengan harga tidak lebih dari US$1 per alat.
Bulan lalu, Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia dan kelompok internasional lainnya mendesak para pemimpin dunia untuk mempercepat vaksinasi, memperingatkan bahwa kurang dari 2% orang dewasa di sebagian besar negara berpenghasilan rendah divaksin.
Sementara negara - negara berpenghasilan tinggi hampir 50%. Mereka juga mencatat bahwa kurang dari 10% dari dosis yang dijanjikan benar-benar telah dikirimkan.