kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Amerika Serikat kembali kirim delegasi ke pertemuan iklim tingkat tinggi


Senin, 25 Januari 2021 / 13:26 WIB
Amerika Serikat kembali kirim delegasi ke pertemuan iklim tingkat tinggi
ILUSTRASI. Perwakilan AS untuk Urusan Iklim John Kerry menghadiri pertemuan bertajuk Climate Adaptation Summit pada Senin (25/1).


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - AMSTERDAM. Amerika Serikat (AS) akhirnya kembali muncul dalam pertemuan iklim dunia. Langkah ini semakin menegaskan komitmen Presiden Joe Biden yang memang berjanji membawa AS untuk lebih aktif lagi memerangi pemanasan global.

Dikutip dari Reuters, Perwakilan AS untuk Urusan Iklim John Kerry menghadiri pertemuan bertajuk Climate Adaptation Summit pada Senin (25/1).

Dalam pertemuan tingkat tinggi ini, Kerry akan bergabung dengan pemimpin dunia lain, seperti Wakil Perdana Menteri China Han Zheng, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

Pertemuan online yang diselenggarakan oleh Belanda ini akan membahas solusi dan rencana praktis untuk menangani perubahan iklim dalam periode hingga 2030.

Sebelum pertemuan ini berlangsung, ada lebih dari 3.000 ilmuwan dari seluruh dunia yang mendesak para pemimpin negara untuk lebih melindungi orang-orang dari dampak pemanasan global.

Baca Juga: Pemerintahan Biden berharap bisa perpanjang kesepakatan nuklir dengan Rusia

Melalui pernyataannya, para ilmuwan mengingatkan, saat ini dunia sedang dalam keadaan yang jauh lebih panas. Beragam bencana, seperti kekeringan, kebakaran, gelombang panas, banjir, badai siklon tropis, serta peristiwa ekstrem lainnya, siap datang kapan saja.

"Jika kita tidak melangkah bersama, akibatnya adalah meningkatnya kemiskinan, kekurangan air, kerugian pertanian, dan melonjaknya tingkat migrasi dengan korban jiwa yang sangat besar," tulis kelompok ilmuwan yang 5 di antaranya merupakan peraih Nobel.

Tidak ada vaksin untuk perubahan iklim

Global Center on Adaptation (GCA) yang mengadakan pertemuan Senin (25/1) ini juga mengatakan, perubahan iklim dapat menekan produksi pangan global hingga 30%.

Bukan cuma itu, kenaikan air laut dan badai yang lebih besar dapat memaksa ratusan juta orang di kota-kota pesisir kehilangan tempat tinggal dalam sekejap.

"Tidak ada vaksin untuk perubahan iklim. Itu terjadi jauh lebih cepat dari yang kita pikirkan, menyebabkan risiko dan dampak yang menurun. Membangun ketahanan terhadap perubahan iklim tidak menyenangkan untuk dimiliki," ungkap Ban Ki Moon, Kepala GCA yang juga mantan Sekjen PBB.

Menurut laporan, pertemuan kali ini tidak akan menghasilkan komitmen yang mengikat. Namun, para pemimpin negara akan mencoba untuk menetapkan agenda tindakan, memetakan rencana dan proposal untuk menciptakan Bumi yang tahan iklim pada akhir dekade ini.

Selanjutnya: Joe Biden pastikan AS akan kembali bergabung dengan Paris Agreement




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×