Sumber: BBC,Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang baru saja dilantik pada hari Rabu (20/1), menyampaikan bahwa AS akan segera kembali ke usahanya memerangi masalah lingkungan melalui Paris Agreement.
Pasca pelantikan, Biden langsung menandatangani beberapa dokumen di depan wartawan di Oval Office pada Rabu sore waktu setempat. Biden menegaskan bahwa dirinya tidak akan membuang waktu untuk mengesahkan kebijakan.
"Beberapa tindakan eksekutif yang akan saya tanda tangani hari ini akan membantu mengubah arah krisis Covid, kami akan memerangi perubahan iklim dengan cara yang belum kami lakukan sejauh ini dan memajukan kesetaraan rasial dan mendukung komunitas lain yang kurang terlayani," ungkap Biden seperti dikutip dari Reuters.
Salah satu dokumen yang ditandatangani Biden adalah keputusan untuk kembali bergabung ke kesepakatan iklim Paris Agreement. Biden juga mencabut izin presiden yang diberikan untuk pipa minyak Keystone XL yang kontroversial.
Baca Juga: Lengser dari Presiden Amerika, ini warisan Donald Trump yang tak bisa dilupakan
Dengan ini Biden secara langsung memerintahkan jajarannya untuk meninjau semua tindakan mantan Presiden Donald Trump yang melemahkan perlindungan perubahan iklim.
Hal lain yang juga akan disoroti Biden dalam sektor lingkungan kali ini adalah moratorium aktivitas penyewaan minyak dan gas di Suaka Margasatwa Nasional Arktik yang baru-baru ini dibuka oleh pemerintahan Trump untuk pembangunan.
Biden dianggap bisa membawa perubahan besar melalui perintahnya di hari pertama jabatannya. Visi Biden terkait lingkungan dan iklim memang sangat berseberangan dengan Trump yang selama ini kerap meremehkan sains dan mengabaikan pemanasan global.
Ke depannya Biden berjanji akan membawa AS menuju status bebas emisi pada tahun 2050 yang menurut para ilmuwan diperlukan untuk menghindari dampak pemanasan global yang berbahaya.
Trump membawa AS keluar dari Paris Agreement
AS memutuskan keluar dari Paris Agreement yang menyoroti masalah lingkungan pada tahun 2017 silam. Dalam pengumuman terbukanya pada 1 Juni 2017, Trump mengatakan Paris Agreement tidak adil bagi AS.
Baca Juga: Tak terduga, Donald Trump tinggalkan surat untuk Joe Biden di Gedung Putih