Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Amerika Serikat mengkritik serangan terbaru militer Israel ke Rafah. Sayangnya, tidak ada indikasi lebih lanjut bahwa Washington akan mengamil langkah nyata untuk mencegah serangan tersebut.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, pekan ini berkunjung ke Israel untuk berdialog dengan sejumlah pejabat terkait perang di Gaza.
Dalam beberapa kesempatan, Blinken kerap mengkritik aktivitas militer Israel di Gaza, terutama karena angka kematian warga sipil terus bertambah.
Baca Juga: Arab Saudi: Tak Akan Ada Hubungan dengan Israel Tanpa Pengakuan Negara Palestina
Blinken juga menyayangkan sikap Israel yang seolah mengabaikan peringatan AS untuk menahan serangan di daerah sipil.
Disinggung mengenai serangan Israel ke Rafah, Blinken mengulangi pendirian AS bahwa operasi militer Israel harus mengutamakan warga sipil.
"Setiap operasi militer yang dilakukan Israel harus mengutamakan warga sipil. Hal ini terutama berlaku dalam kasus Rafah karena terdapat lebih dari satu juta pengungsi di sana," kata Blinken dalam konferensi pers hari Kamis (8/2), dikutip Reuters.
Baca Juga: Sekjen PBB: Dunia Memasuki Zaman Kekacauan
Serangan Israel ke Rafah
Lebih dari separuh penduduk Gaza saat ini berada di Rafah yang berbatasan dengan Mesir di Gaza selatan. Mayoritas dari mereka telah berpindah berkali-kali untuk menghindari konflik.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, pekan lalu mengatakan bahwa operasi militer Israel akan diperluas ke kota tersebut untuk menargetkan militan.
Baca Juga: Netanyahu Tolak Syarat Gencatan Senjata yang Diusulkan Pejuang Hamas
Juru bicara Gedung Putih, John Kirby, mengatakan setiap serangan terhadap Rafah tanpa mempertimbangkan warga sipil akan menjadi bencana.
Pada Kamis pagi, pesawat tempur Israel mengebom beberapa bagian kota dan menewaskan sedikitnya 11 orang. Tank-tank juga menembaki beberapa daerah di Rafah timur.
Perbatasan Rafah sekarang menjadi rumah bagi lebih dari satu juta orang, banyak dari mereka berada di tenda-tenda darurat.