Sumber: NHK | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Tingkat konsumsi yang cenderung melemah selama pandemi juga dinilai akan mempertahankan kondisi ini dalam waktu yang cukup lama. Mengancam stabilitas ekonomi Jepang secara berkepanjangan.
Pemerintah dan pengusaha harus cepat beradaptasi
Terkait dengan ekonomi internasional, Kepala Ekonom di Mizuho Securities Kobayashi Shunsuke mengatakan, ekosistem internasional juga sedang berubah merespons dampak pandemi bagi perekonomian.
Kobayashi menyoroti keberhasilan China yang telah bangkit lebih cepat dari negara lain. Hal ini terjadi karena stimulus pemerintah yang meningkatkan output perusahaan pada periode April-Juni. Sayangnya, konsumsi domestik belum mampu mengimbangi.
Di wilayah Barat, Amerika Serikat (AS) dan Eropa, stimulus pemerintah juga sanggup menigkatkan permintaan, tapi masih ketatnya aturan lockdown menyebabkan produsen sulit memenuhi target.
Baca Juga: Puji keberhasilan China tangani pandemi, WHO: Tapi jangan berpuas diri
Kobayashi mengingatkan kepada Pemerintah Jepang, untuk cepat bereaksi atas dinamika yang sedang terjadi.
"Pemerintah perlu menciptakan lingkungan di mana ekonomi dapat berkembang bahkan ketika dunia bergeser ke semacam globalisasi di mana pemblokiran dan pemisahan sedang berlangsung," ungkap Kobayashi kepada NHK.
Salah satu solusi yang diungkapkan Kobayashi adalah optimalisasi mekanisme kesepakatan perdagangan multilateral, seperti Trans-Pacific Partnership dan European Trade Agreement.
Di dalam negeri, para pelaku bisnis harus mengamankan jalur penjualan dan menawarkan nilai lebih pada produknya. Perusahaan yang cepat beradaptasi dalam lingkungan yang berubah-ubah lah yang nantinya dapat bertahan.