Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto
Sejatinya, saat ini perdagangan AS-China sedang meningkat, setelah virus corona menyebabkan penurunan besar tak lama setelah kesepakatan perdagangan ditandatangani pada Januari 2020.
Data menunjukkan, ekspor AS ke China naik menjadi US$ 8,6 miliar di bulan April, naik dari tren 10 tahun terakhir sekitar US$ 6,8 hingga Februari 2020, menurut data biro sensus AS. Impor dari China juga melonjak tembus hingga US$ 31,1 miliar per April lalu dari US$ 19,8 miliar di bulan baret, yang menandai total bulanan terendah dalam 11 tahun terakhir.
Data Departemen Pertanian AS menunjukkan ekspor kedelai ke China naik menjadi 423.891 metrik ton pada April, lebih dari dua kali lipat dari 208.505 ton yang diimpor pada bulan Maret.
Baca Juga: China: Militer AS kerahkan 375.000 tentara dan 60% kapal perang ke Asia Pasifik
Berkaca pada data ini, para pejabat AS termasuk Lighthizer dan Sekretaris Negara Mike Pompeo dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, baru-baru ini menegaskan komitmen China untuk memenuhi persyaratan perdagangan Fase 1, yang menyerukan China untuk meningkatkan pembelian pertanian AS dan barang-barang manufaktur, energi dan jasa sebesar US$ 200 miliar selama dua tahun.
Pompeo, ketika ditanya oleh oleh pembawa acara radio sindikasi Hugh Hewitt tentang prospek dingin baru malah mengatakan bahwa ekonomi AS sudah jauh lebih terintegrasi dengan China daripada dengan bekas Uni Soviet.
"Tantangan pertummbuhan ekonomi AS dan kemakmuran pada hari ini sangat terkait dengan ekonomi China," kata Pompei, menambahkan soal Trump yang bertekad melindungi kepentingan AS.