kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.360.000 0,74%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ancaman Pemimpin Hizbullah, Tak Ada Tempat Aman di Israel Bila Terjadi Perang Besar


Kamis, 20 Juni 2024 / 14:35 WIB
Ancaman Pemimpin Hizbullah, Tak Ada Tempat Aman di Israel Bila Terjadi Perang Besar
ILUSTRASI. Pemimpin Hizbullah memperingatkan bahwa tidak ada tempat di Israel yang akan terhindar jika terjadi perang besar-besaran. REUTERS/Aziz Taher


Sumber: Arab News | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - BEIRUT. Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pada hari Rabu memperingatkan bahwa tidak ada tempat di Israel yang akan terhindar jika terjadi perang besar-besaran melawan kelompok Lebanon tersebut, dan mengancam Siprus jika membuka bandara-bandaranya untuk Israel. 

"Musuh tahu betul bahwa kami telah mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk... dan tidak ada tempat... yang akan terhindar dari roket-roket kami," ujar Nasrallah dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi. Israel harus mengharapkan "kita di darat, laut dan udara," katanya.

"Musuh benar-benar takut bahwa perlawanan akan menembus Galilea" di Israel utara, katanya, seraya menambahkan bahwa hal itu mungkin terjadi dalam konteks perang yang dapat dipaksakan ke Lebanon.

Baca Juga: Israel Siap Perang Habis-habisan di Lebanon

Israel dan Hizbullah, sebuah gerakan Lebanon yang kuat yang bersekutu dengan Hamas, telah melakukan pertukaran tembakan lintas batas hampir setiap hari sejak serangan kelompok militan Palestina pada 7 Oktober terhadap Israel yang memicu perang di Jalur Gaza. 
Pertukaran antara kedua pihak, yang terakhir kali berperang pada tahun 2006, telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir, dan militer Israel mengatakan pada hari Selasa bahwa rencana operasional untuk serangan di Lebanon telah disetujui dan divalidasi.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Israel Katz telah memperingatkan akan kehancuran Hizbullah dalam sebuah perang total. Nasrallah mengatakan bahwa kelompoknya yang didukung Iran telah diberitahu bahwa Israel dapat menggunakan bandara dan pangkalan di Siprus jika Hizbullah menyerang bandara-bandara Israel.

Siprus, anggota Uni Eropa, memiliki hubungan yang baik dengan Israel dan Lebanon, dan terletak dekat dengan pantai kedua negara tersebut. 
"Membuka bandara dan pangkalan Siprus bagi musuh Israel untuk menargetkan Lebanon akan berarti bahwa pemerintah Siprus adalah bagian dari perang, dan perlawanan akan menghadapinya sebagai bagian dari perang," Nasrallah mengancam.

Inggris juga mempertahankan kontrol kedaulatan atas dua wilayah pangkalan di bekas jajahannya, Siprus, di bawah ketentuan perjanjian yang memberikan kemerdekaan kepada pulau itu pada tahun 1960.

Pernyataan Nasrallah muncul sehari setelah utusan AS Amos Hochstein menyerukan deeskalasi mendesak selama kunjungan ke Lebanon. Dia juga bertemu dengan para pejabat senior di Israel dalam tur regionalnya. "Semua yang dikatakan musuh dan yang disampaikan oleh para mediator, termasuk ancaman perang terhadap Lebanon... hal ini tidak membuat kami takut," kata Nasrallah.

Pada hari Selasa, Hizbullah merilis sebuah video berdurasi lebih dari sembilan menit yang menunjukkan rekaman udara yang konon diambil oleh gerakan tersebut di Israel utara, termasuk apa yang dikatakannya sebagai fasilitas dan infrastruktur militer, pertahanan, dan energi yang sensitif di kota dan pelabuhan Haifa. Nasrallah mengatakan bahwa rekaman tersebut diambil oleh sebuah pesawat tak berawak yang "terbang berjam-jam" di atas pelabuhan Haifa.

Baca Juga: Ini Alasan Benjamin Netanyahu Membubarkan Kabinet Perang Israel

Dia juga memperingatkan bahwa kelompoknya hanya menggunakan sebagian dari senjatanya sejak Oktober. 

"Kami telah mendapatkan senjata baru," kata Nasrallah, tanpa menjelaskan lebih lanjut. 

"Kami telah mengembangkan beberapa senjata kami... dan kami menyimpan yang lain untuk hari-hari yang akan datang," katanya.

"Beberapa tahun yang lalu kita berbicara tentang 100.000 pejuang... hari ini, kami telah melampaui jumlah itu," tambah Nasrallah.

"Perlawanan memiliki lebih banyak (tenaga) daripada yang dibutuhkan... bahkan dalam keadaan terburuk sekalipun," katanya.

Hizbullah pada hari Rabu mengklaim beberapa serangan terhadap pasukan dan posisi Israel di Israel utara, dan mengumumkan kematian empat pejuangnya. 

Kekerasan lintas batas telah menewaskan sedikitnya 478 orang di Lebanon, sebagian besar dari mereka adalah pejuang, tetapi juga termasuk 93 warga sipil, menurut penghitungan AFP. Pihak berwenang Israel mengatakan sedikitnya 15 tentara dan 11 warga sipil telah terbunuh di bagian utara negara itu.




TERBARU

[X]
×