Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Dua anggota parlemen dari Partai Republik mendesak Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) untuk menghapus perusahaan-perusahaan China dari bursa Wall Street, termasuk Alibaba Group. Mereka menyebut perusahaan-perusahan China yang listing di Wall Street tersebut memiliki hubungan militer yang membahayakan keamanan nasional AS.
Demikian Financial Times (FT) melaporkan pada Jumat (2/5), yang dikutip Reuters.
Ketua Komite China DPR AS John Moolenaar, dan Ketua Komite Senat AS Rick Scott menulis surat kepada Ketua SEC Paul Atkins untuk mengambil tindakan terhadap 25 grup perusahaan China, yang terdaftar di bursa AS.
"Entitas-entitas ini mendapatkan keuntungan dari modal investor Amerika sambil memajukan tujuan strategis Partai Komunis China.... mendukung modernisasi militer dan pelanggaran berat hak asasi manusia," kata mereka dalam surat itu seperti dikutip FT. "Mereka juga menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima bagi investor Amerika."
Baca Juga: Miliarder Ryan Cohen Memperbesar Kepemilikan Saham di Alibaba Menjadi US$1 Miliar
Perusahaan-perusahaan tersebut juga termasuk mesin pencari Baidu, platform ritel online JD.com dan platform media sosial populer Weibo.
Para anggota parlemen mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan China itu "pada akhirnya dimanfaatkan untuk tujuan negara yang jahat," tidak peduli seberapa komersial mereka tampak di permukaan, menurut laporan FT.
Mereka mengatakan SEC memiliki alat dan wewenang di bawah Undang-Undang Pertanggungjawaban Perusahaan Asing untuk menangguhkan perdagangan dan memaksa penghapusan dari bursa.
SEC, Alibaba, JD.com dan Baidu tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters. Komite Seleksi Partai Komunis China dan komite Senat AS juga tidak segera menanggapi permintaan komentar soal ini.
Lebih dari 100 perusahaan China terdaftar di bursa AS dan memiliki kapitalisasi pasar kolektif sekitar US$ 1 triliun.
Baca Juga: Gandeng Alibaba, Apple Siap Lawan AI DeepSeek di Pasar China
Kekhawatiran investor atas kemungkinan penghapusan paksa perusahaan-perusahaan China dari bursa AS muncul kembali sejak perang dagang saling balas antara dua ekonomi terbesar dunia.
Beijing mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka "mengevaluasi" tawaran dari Washington untuk mengadakan pembicaraan mengenai tarif Presiden Donald Trump yang melumpuhkan, menandakan potensi de-eskalasi dalam perang dagang yang telah mengguncang pasar global.