Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Konsolidasi kekuasaan
Beberapa kritikus Saudi mengatakan kebijakan luar negeri MbS yang agresif terhadap Iran dan keterlibatan dalam perang di Yaman membuat kerajaan itu diserang. Empat sumber Reuters yang terkait dengan bangsawan dan elit bisnis mengungkapkan, mereka sangat frustrasi bahwa putra mahkota tidak dapat mencegah serangan meskipun sudah menghabiskan dana ratusan miliar dollar untuk pertahanan.
Beberapa elit Saudi mengatakan, upaya putra mahkota untuk mengkonsolidasikan kekuasaan telah memukul kerajaan. Satu sumber yang dekat dengan kalangan pemerintah bilang, MbS telah menempatkan pejabat yang umumnya kurang berpengalaman dari sebelumnya.
MbS telah menggulingkan Mohammed bin Nayef sebagai putra mahkota sekaligus menteri dalam negeri dua tahun lalu. Padahal, mantan putra mahkota itu memiliki pengalaman hampir dua dekade lamanya dalam pelayanan di kementerian, yang bertanggung jawab atas kepolisian dan intelijen domestik. Sebagai gantinya, MbS menunjuk sepupunya yang berusia 33 tahun.
Baca Juga: Arab Saudi buka pintu lebar-lebar bagi turis asing, tak ada peraturan abaya lagi
Putra mahkota juga mengenyahkan Pangeran Miteb bin Abdullah, yang telah mengawasi atau secara efektif memimpin pasukan keamanan internal elit kerajaan, Pengawal Nasional Arab Saudi, sejak tahun 1996. Pangeran itu akhirnya diganti pada akhir tahun lalu oleh Pangeran Abdullah bin Bandar bin Abdulaziz, yang baru berusia 32 tahun. Pangeran Abdullah sebelumnya telah menjadi wakil gubernur Mekah kurang dari dua tahun dan sebelum itu bekerja untuk bisnis pribadi.
Putra favorit
Orang dalam di kerajaan Saudi dan diplomat Barat mengatakan, keluarga kerajaan tidak mungkin menentang MbS saat raja tetap hidup. Mereka juga mengakui bahwa raja tidak mungkin berbalik melawan putra kesayangannya. Raja telah mendelegasikan sebagian besar tanggung jawab pemerintahan kepada putranya, akan tetapi masih memimpin rapat kabinet mingguan dan menerima pejabat asing.
Terlepas dari masa depan raja, orang dalam dan diplomat mengatakan, tantangan terhadap otoritas MbS bisa sulit mengingat cengkeramannya pada struktur keamanan internal.
Baca Juga: Pangeran Saudi: Pembunuhan Khashoggi terjadi di bawah pengawasan saya
Beberapa bangsawan memandang, Pangeran Ahmed bin Abdulaziz yang berusia 77 tahun, satu-satunya saudara lelaki Raja Salman yang masih hidup, sebagai alternatif yang mungkin akan mendapat dukungan dari anggota keluarga, aparat keamanan dan beberapa kekuatan Barat.
"Mereka semua memandang Ahmed untuk melihat apa yang akan dia lakukan. Keluarga terus berpikir bahwa dialah satu-satunya yang bisa menyelamatkan mereka,” kata seorang pengusaha terkemuka.
Menurut pengamat Saudi, tidak ada bukti Pangeran Ahmed bersedia memainkan peran itu. Pangeran Ahmed jarang terlihat sejak kembali ke Riyadh pada Oktober 2018 setelah 2,5 bulan berada di luar negeri. Selama perjalanan, ia tampak mengkritik kepemimpinan Saudi ketika menanggapi pengunjuk rasa di luar kediamannya di London dengan meneriakkan kejatuhan dinasti Al Saud.
Baca Juga: Pasca serangan 14 September, ekspor minyak Arab Saudi turun tajam
Pangeran Ahmed adalah satu dari hanya tiga orang di Dewan Kesetiaan, yang terdiri dari anggota senior keluarga yang berkuasa, yang menentang MbS menjadi putra mahkota pada 2017, dua sumber Saudi mengatakan pada saat itu.