kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Anggota Senat AS: Serangan Nuklir Rusia di Ukraina akan Menjadi Serangan Atas NATO


Rabu, 02 Agustus 2023 / 06:20 WIB
Anggota Senat AS: Serangan Nuklir Rusia di Ukraina akan Menjadi Serangan Atas NATO
ILUSTRASI. Anggota Senat AS memperingatkan bahwa serangan nuklir Rusia ke Ukraina dipandang sebagai serangan atas NATO.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

ANCAMAN SERANGAN NUKLIR RUSIA - Senator Lindsey Graham, seorang pendukung pertahanan terkemuka Senat Republik, memperingatkan hari Senin bahwa serangan nuklir Rusia terhadap Ukraina akan dipandang sebagai serangan terhadap NATO, meskipun Ukraina bukan anggota aliansi tersebut.

Melansir The Hill, Graham menyampaikan peringatannya setelah mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan Rusia "harus" menggunakan senjata nuklir jika pasukan Ukraina mengancam wilayah Rusia.

“Kepada teman-teman Rusia saya yang berbicara tentang penggunaan senjata nuklir di Ukraina: Anda perlu memahami bahwa itu akan menjadi serangan terhadap NATO itu sendiri, mengingat kedekatan Ukraina dengan wilayah NATO,” cuit Graham.

Dia menambahkan, “Saatnya untuk sadar, sadari bahwa invasi biadab Anda ke Ukraina tidak berhasil, tarik dan selamatkan banyak pemuda Rusia dari kematian yang sia-sia.”

Graham me-retweet sebuah artikel yang melaporkan tentang ancaman Medvedev.

Dia mengacu pada doktrin nuklir Rusia yang akan mengesahkan tanggapan nuklir jika wilayah Rusia terancam oleh serangan konvensional.

Graham dan Senator Richard Blumenthal memperkenalkan resolusi pada bulan Juni yang menyatakan bahwa setiap penggunaan senjata nuklir taktis oleh Rusia, Belarusia atau proksi mereka yang menyebarkan kontaminan radioaktif ke wilayah NATO akan dipandang sebagai serangan terhadap NATO.

Baca Juga: Drone Ukraina Targetkan Moskow, Bangunan Bertingkat Tinggi Dihantam

“Resolusi ini dimaksudkan untuk mengirim pesan ke Vladimir Putin dan militernya: Mereka akan dihancurkan jika mereka menggunakan senjata nuklir taktis atau jika mereka menghancurkan pembangkit nuklir dengan cara yang mengancam negara-negara NATO di sekitarnya,” kata Blumenthal saat itu.

Resolusi mereka mendesak pemerintahan Biden untuk berkonsultasi dengan sekutu NATO dan mitra Eropa untuk mengembangkan tanggapan komprehensif guna meminimalkan ancaman terhadap warga sipil yang ditimbulkan oleh serangan nuklir di Ukraina atau dekat perbatasan Eropa.

Putin mengatakan Rusia telah memindahkan beberapa senjata nuklir jarak pendeknya ke Belarus, menempatkan mereka dalam jarak serang yang lebih dekat ke Ukraina.

Baca Juga: Rusia: Perang Ukraina Bisa Memburuk Selama Masa Pemilu AS Tahun 2024

Melansir Reuters, Medvedev, yang merupakan wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, sebuah badan yang diketuai oleh Presiden Vladimir Putin, mengatakan dalam sebuah pesan di akun media sosial resminya bahwa Rusia akan dipaksa untuk mundur dari doktrin nuklirnya sendiri dalam skenario seperti itu. 

“Bayangkan jika.. ofensif, yang didukung oleh NATO, berhasil dan mereka merobek sebagian tanah kita maka kita akan dipaksa untuk menggunakan senjata nuklir sesuai aturan keputusan dari presiden Rusia," tulisnya. 

Dia menambahkan, "Tidak akan ada pilihan lain. Jadi musuh kita harus berdoa untuk (kesuksesan) prajurit kita. Mereka memastikan bahwa api nuklir global tidak tersulut."  

Medvedev tampaknya mengacu pada bagian dari doktrin nuklir Rusia yang menetapkan bahwa senjata nuklir dapat digunakan sebagai tanggapan atas agresi terhadap Rusia yang dilakukan dengan menggunakan senjata konvensional yang mengancam keberadaan Rusia. 

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Ukraina mencoba untuk merebut kembali wilayah yang telah dianeksasi secara sepihak oleh Rusia dan dinyatakan sebagai bagian dari wilayahnya sendiri, sebuah langkah yang dikutuk oleh Kyiv dan sebagian besar negara Barat. 

Baca Juga: Rusia Bakal Menggunakan Senjata Nuklir Jika Terjadi Hal Ini

Putin mengatakan pada hari Sabtu (29/7/2023) bahwa tidak ada perubahan medan perang yang serius untuk dilaporkan dalam beberapa hari terakhir. 

Putin juga bilang bahwa Ukraina telah kehilangan banyak peralatan militer sejak 4 Juni 2023, lebih besar dari yang diinginkan. 

Kritikus Kremlin di masa lalu menuduh Medvedev membuat pernyataan ekstrem dalam upaya menghalangi negara-negara Barat untuk terus memasok senjata ke Ukraina.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×