Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Melansir Reuters, Medvedev, yang merupakan wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, sebuah badan yang diketuai oleh Presiden Vladimir Putin, mengatakan dalam sebuah pesan di akun media sosial resminya bahwa Rusia akan dipaksa untuk mundur dari doktrin nuklirnya sendiri dalam skenario seperti itu.
“Bayangkan jika.. ofensif, yang didukung oleh NATO, berhasil dan mereka merobek sebagian tanah kita maka kita akan dipaksa untuk menggunakan senjata nuklir sesuai aturan keputusan dari presiden Rusia," tulisnya.
Dia menambahkan, "Tidak akan ada pilihan lain. Jadi musuh kita harus berdoa untuk (kesuksesan) prajurit kita. Mereka memastikan bahwa api nuklir global tidak tersulut."
Medvedev tampaknya mengacu pada bagian dari doktrin nuklir Rusia yang menetapkan bahwa senjata nuklir dapat digunakan sebagai tanggapan atas agresi terhadap Rusia yang dilakukan dengan menggunakan senjata konvensional yang mengancam keberadaan Rusia.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Ukraina mencoba untuk merebut kembali wilayah yang telah dianeksasi secara sepihak oleh Rusia dan dinyatakan sebagai bagian dari wilayahnya sendiri, sebuah langkah yang dikutuk oleh Kyiv dan sebagian besar negara Barat.
Baca Juga: Rusia Bakal Menggunakan Senjata Nuklir Jika Terjadi Hal Ini
Putin mengatakan pada hari Sabtu (29/7/2023) bahwa tidak ada perubahan medan perang yang serius untuk dilaporkan dalam beberapa hari terakhir.
Putin juga bilang bahwa Ukraina telah kehilangan banyak peralatan militer sejak 4 Juni 2023, lebih besar dari yang diinginkan.
Kritikus Kremlin di masa lalu menuduh Medvedev membuat pernyataan ekstrem dalam upaya menghalangi negara-negara Barat untuk terus memasok senjata ke Ukraina.