kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Angka kematian di dunia akibat Covid-19 tembus 3 juta


Minggu, 18 April 2021 / 18:55 WIB
Angka kematian di dunia akibat Covid-19 tembus 3 juta
ILUSTRASI. Gedung Empire State Building dihiasi cahaya merah untuk menghormati mereka yang meninggal dunia akibat penyakit virus corona (COVID-19)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - PENINGKATAN angka kematian akibat Covid-19 secara global terus berlanjut meskipun upaya vaksinasi sudah berjalan. Peningkatan tertinggi terjadi di wilayah-wilayah termiskin di dunia.

Melansir Bloomberg, Minggu (18/4), total jumlah kematian secara global yang disebabkan Covid-19 yang muncul pada awal 2019 itu disebut telah mencapai 3 juta orang. Satu juta terakhir terjadi dalam waktu lebih singkat dari 2 juta pertama.

Butuh sekitar 8,5 bulan setelah kematian awal yang terjadi di China untuk menandai satu juta pertama kasus meninggal akibat virus tersebut dan dalam 3,5 bulan kemudian angkanya bertambah satu juta lagi.

Menurut data Universitas Johns Hopkins, angka 3 juta ditembus pada Sabtu (17/3). Itu hanya berselang tiga bulan setelah angka 2 juta ditembus pada 15 Januari 2021 lalu.

Baca Juga: Menkes Budi Gunadi: Perebutan vaksin corona di global makin sengit, ini sebabnya

Interval yang semakin pendek, ditambah dengan meningkatnya jumlah kasus baru di seluruh dunia, memberikan pukulan bagi mereka berharap akhir pandemi sudah di depan mata seiring penyebaran vaksin yang semakin meluas.

Angka kematian sebenarnya akibat Covid-19 kemungkinan jauh lebih tinggi dari 3 juta, karena pelaporan yang kurang dan tidak merata di seluruh dunia.

Peningkatan laju tingkat kematian ini menggarisbawahi kesenjangan yang semakin lebar dalam memerangi pandemi, yang sejalan dengan kesenjangan dalam akses vaksin.

Tingkat kematian di sebagian besar wilayah AS  dan Eropa semakin melambat setelah peluncuran vaksin. Namun, di negara-negara berkembang,  khususnya Brasil, mengalami peningkatan kasus kematian.

Beban kematian meningkat di bagian dunia yang kurang kaya, termasuk mereka yang berjuang untuk mengakses vaksin. Di antara satu juta kematian terakhir, bagian Brasil tumbuh 9,5 poin persentase dibandingkan dengan satu juta kematian sebelumnya, diikuti oleh Meksiko dan Peru.

India, Iran, dan Argentina juga tercatat paling banyak mengalami penurunan kontribusinya pada satu juta kasus kematian terakhir. Negara maju seperti Italia, AS, Prancis, dan Belgia menyumbang kasus kematian lebih kecil terhadap satu juta tersebut dibandingkan satu juta kasus kematian sebelumnya.

Pejabat kesehatan masyarakat mengatakan, penemuan ini menggarisbawahi perlunya memberikan imunisasi kepada dunia.

Sekitar 40% dari vaksin Covid-19 yang diluncurkan telah diberikan kepada orang-orang di 27 negara kaya yang menyumbang hanya 11% dari populasi dunia, menurut Bloomberg Vaccine Tracker.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Minggu (18/4): Tambah 4.585 kasus, tetap pakai masker

“Ada banyak negara di mana orang belum menerima satu pun imunisasi. Tidaklah cukup untuk memvaksinasi semua orang di satu negara. Kecuali Anda memvaksinasi seluruh populasi, Anda tidak akan mengendalikan pandemi," kata Bali Pulendran, profesor mikrobiologi dan imunologi  Universitas Stanford di California.

Perbedaan imunisasi menjadi ancaman bagi dunia. Semakin banyak virus corona menyebar tanpa terkendali, semakin besar peluang yang dimilikinya untuk mengembangkan mutasi berbahaya.

Beberapa vaksin yang ada telah terbukti kurang efektif melawan varian baru seperti yang dari Afrika Selatan. Peluang mutasi memasuki negara yang divaksinasi tinggi dan memicu gelombang Covid lain tidak dapat diabaikan.




TERBARU

[X]
×