Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Pada Jumat lalu, Gedung Putih tampaknya tidak mendekati untuk mencapai kesepakatan dengan China, meskipun para pejabat mengatakan pembicaraan berjalan baik-baik saja. Pada Agustus lalu, Trump mengatakan jika tidak ada kesepakatan, 15 Desember adalah tanggal untuk gelombang baru penerapan tarif senilai US$ 156 miliar pada barang-barang China, termasuk ponsel, mainan dan laptop.
Baca Juga: Trump: Perundingan dagang dengan China berjalan sangat baik
Dan Clifton, kepala penelitian kebijakan di Strategas, mengatakan sepertinya probabilitas kesepakatan dalam minggu mendatang sangat rendah. “Apa yang menjadi fokus pasar saat ini adalah apakah akan ada tarif yang berlaku pada 15 Desember atau tidak," kata Clifton. "Saya pikir apa yang terjadi di sini dan tindakan China semalam, sepertinya AS tengah menyiapkan tendangan."
China menghapus beberapa tarif dari produk pertanian AS pada Jumat, dan pejabat pemerintahan AS menyinggung bahwa perundingan berjalan baik.
Clifton mengatakan jika tarif ditunda, akan tidak jelas penundaannya sampai berapa lama. “Itu akan menjadi pertanyaan besar yang harus dijawab. Sekarang ini benar-benar tentang politik. Apakah ide yang lebih baik bagi presiden untuk membuat kesepakatan tanpa reformasi struktural besar, atau haruskah dia balik badan? Itulah perdebatan besar yang harus terjadi setelah 15 Desember," kata Clifton. "Saya khawatir bahwa beberapa orang di pemerintahan ... mereka condong ke arah tidak ada kategori kesepakatan."
Baca Juga: Koneksi Kapital: 11 saham ini bisa jadi jawara di 2019
Michael Schumacher, director of rates strategy Wells Fargo, mengatakan isu utamanya adalah kesepakatan perdagangan yang akan ditandatangani dalam beberapa bulan ke depan. Meskipun demikian, dia tidak dapat sepenuhnya mengesampingkan hasil lain. Akan lebih masuk akal jika tarif ditunda, sementara pembicaraan berlanjut.
"Donald Trump yang mengendalikan hal itu," kata Schumacher. "Itu dugaan siapa pun. Saya sama sekali tidak akan terkejut jika dia menangguhkannya selama beberapa minggu. Jika tidak, itu hasil yang sangat tidak menyenangkan. Akan ada risk off (keengganan investor mengambil risiko). Itu cukup jelas."
Karena pemberlakuan kelompok tarif berikutnya adalah untuk barang-barang konsumen, para ekonom khawatir mereka dapat menekan ekonomi melalui konsumen, yang notabene merupakan mesin terkuat dan terbesar di belakang pertumbuhan ekonomi.