Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - RIYADH. Dana investasi negara dari Saudi Arabia , Public Investment Fund (PIF), akan menggelontorkan investasi sekitar US$ 100 juta atau setara Rp 1,6 triliun ke perusahaan maskapai Malaysia, Airasia Group.
Melansir laporan Bloomberg, Jumat (7/3), langkah ini semakin mempererat hubungan kerajaan Teluk dengan Asia Tenggara, yang merupakan salah satu sumber utama wisatawan bagi Arab Saudi.
Seperti diketahui, Airasia Group memang tengah menjajaki sejumlah peluang pendanaan untuk mendukung rencana penambahan armada dan mempercepat ekspansi. Selain dengan PIF, perusahaan ini juga melakukan diskusi dengan calon investor lain dari Singapura dan Jepang.
Namun, PIF akan menjadi investor terbesar dalam penggalangan dana Airasia yang menargetkan sekitar 1 miliar ringgit atau US$ 226 juta. Kesepakatan ini dikabarkan bisa diumumkan dalam beberapa minggu ke depan, meskipun belum ada jaminan finalisasi.
Baca Juga: AirAsia Bakal Tambah 14 Armada Baru di Tahun 2025
Airasia tengah mencari pendanaan untuk mempercepat ekspansi setelah mengalami kerugian akibat pandemi. Grup maskapai berbiaya rendah ini menawarkan hingga 15% sahamnya dengan valuasi sekitar US$ 2 miliar.
Pendanaan ini datang di saat yang tepat, karena pemegang saham utama, Capital A Bhd, hampir mendapatkan persetujuan untuk merestrukturisasi kepemilikan maskapai dan menggabungkan unit penerbangannya dengan Airasia X Bhd.
Salah satu daya tarik utama Airasia bagi investor adalah pesanan lebih dari 350 pesawat narrowbody dari Airbus. Saat ini, maskapai ini tercatat mengoperasikan 225 pesawat Airbus.
Menariknya, maskapai baru milik PIF, Riyadh Air, baru saja mengambil alih sebagian slot pengiriman pesawat yang sebelumnya dipesan Airasia. Hal ini memungkinkan Airasia untuk menunda komitmen pendanaan terhadap pesawat baru, sementara Riyadh Air mendapatkan tambahan armada yang sangat dibutuhkan menjelang peluncurannya tahun ini.
Baca Juga: AirAsia Turunkan Harga Tiket Domestik 14% untuk Periode Lebaran, Ini Cara Pesannya
Awalnya, Riyadh Air berencana membeli 100 Boeing 737, tetapi akhirnya memilih slot pesawat Airbus dari Airasia. PIF sendiri memiliki berbagai aset penerbangan di Saudi, termasuk perusahaan leasing pesawat, unit helikopter, serta bisnis pertahanan dan luar angkasa.
PIF saat ini mengelola aset senilai US$ 930 miliar dan memiliki 15% saham di Bandara Heathrow, London. Putra Mahkota Mohammed Bin Salman yang memimpin PIF berambisi menjadikan Saudi sebagai pusat perjalanan global, mengurangi ketergantungan ekonomi pada minyak. Salah satu proyek utama PIF adalah pembangunan Neom, kota futuristik senilai US$ 1,5 triliun di pesisir barat Saudi.