kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   16.000   0,85%
  • USD/IDR 16.260   0,00   0,00%
  • IDX 6.928   30,28   0,44%
  • KOMPAS100 1.008   6,44   0,64%
  • LQ45 773   2,07   0,27%
  • ISSI 227   2,98   1,33%
  • IDX30 399   1,47   0,37%
  • IDXHIDIV20 462   0,59   0,13%
  • IDX80 113   0,62   0,55%
  • IDXV30 114   1,38   1,22%
  • IDXQ30 129   0,27   0,21%

Arab Saudi Kurangi Ekspor Minyak Sebesar 430.000 Bpd pada November 2022


Jumat, 18 November 2022 / 11:01 WIB
Arab Saudi Kurangi Ekspor Minyak Sebesar 430.000 Bpd pada November 2022
ILUSTRASI. Produksi minyak Arab Saudi


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - RIYADH. Eksportir minyak mentah terbesar di dunia, Arab Saudi, memutuskan untuk mengurangi target produksi keseluruhan sebanyak 2 juta barel per hari (bpd).

Mengutip data pelacakan aliran minyak yang dilaporkan oleh Bloomberg, per November 2022, Arab Saudi telah mengurangi ekspor minyak mentah lebih dari 400.000 barel per hari.

Sementara ekspor dari OPEC kemungkinan akan mengalami penurunan sebesar 1 juta barel per hari. Sebagai informasi, harga minyak mentah telah turun sekitar 4% minggu ini menjadi mendekati US$ 90 per barel di tengah lemahnya permintaan.

Bloomberg melaporkan, sepanjang bulan November 2022 ini, pengiriman minyak Arab Saudi turun sebanyak 430.000 barel per hari atau turun sekitar 6% dibandingkan bulan sebelumnya.

Pengurangan ekspor ini lantaran untuk memenuhi kesepakatan antara Kerajaan Arab Saudi dengan OPEC+ untuk menopang pasar minyak mentah global. Kerajaan sebagai pemimpin OPEC berkomitmen penuh pada perjanjian yang dibuat bulan Oktober 2022.

Baca Juga: Arab Saudi Menggelontorkan US$ 50 Juta ke Pandemic Fund

Dikutip dari Oil Price pada Jumat (18/11), awal Oktober lalu, OPEC+ mengumumkan pemotongan target kolektif-nya sebesar 2 juta barel per hari mulai November.  

Meskipun pemotongan sebenarnya diperkirakan sekitar setengah dari angka itu, yaitu 1,1 juta barel per hari, itu masih merupakan pemotongan terbesar sejak rekor pengurangan produksi yang diumumkan pada April 2020 ketika permintaan minyak anjlok karena dampak pandemi.

Adapun, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengecam Riyadh dan mitranya bulan Oktober. Dia mengatakan, pemotongan 2 juta barel per hari adalah jumlah yang terlalu besar. Lebih lanjut, akan membahayakan ekonomi global dan membantu sesama anggota OPEC+ Rusia dalam perangnya di Ukraina.

Arab Saudi dan sesama anggota OPEC Teluk lainnya akan menjadi pihak yang paling banyak menanggung pengurangan ekspor ini. Sebab, mereka kurang lebih telah menambah ke kuota masing-masing dalam beberapa bulan terakhir, tidak seperti banyak anggota OPEC dan non-OPEC lainnya dalam pakta OPEC+ yang targetnya tertinggal.

Untuk November 2022 ini, OPEC+ memutuskan sebaliknya, Arab Saudi akan memiliki target produksi 10,478 juta bph, turun 526.000 bph dari 11,004 juta bph pada Oktober 2022. Ekspor yang lebih rendah dari OPEC+ menjadi waktu tepat ketika embargo Uni Eropa membatasi harga G7-EU-Inggris pada minyak mentah Rusia yang akan mulai berlaku pada 5 Desember.

Baca Juga: Presiden Jokowi akan Hadiri Sesi Retreat KTT APEC

OPEC dan OPEC+ telah membenarkan pemotongan "pre-emptive" dalam produksi berdasarkan perkiraan perlambatan ekonomi dan permintaan minyak. Tetapi para analis memperingatkan bahwa grup tersebut mungkin memperketat pasar, mengingat ketidakpastian besar seputar pasokan minyak Rusia hanya dalam waktu tiga minggu.




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×