Sumber: Middle East Eye,The Hill | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Sementara, Middle East Eye memberitakan, saat banyak analis meragukan keinginan China untuk menggantikan AS sebagai penjamin keamanan kawasan, hubungan ekonomi antara Beijing dan Riyadh telah tumbuh.
China adalah mitra dagang terbesar kerajaan, terutama karena pembelian 25% dari semua ekspor minyak Riyadh.
Berdasarkan data China Global Investment Tracker yang dijalankan oleh American Enterprise Institute, Arab Saudi juga merupakan pilar utama dari inisiatif infrastruktur Belt and Road China dan menempati peringkat tiga negara teratas secara global untuk proyek konstruksi China.
Langkah untuk melakukan transaksi minyak dengan China dalam yuan akan menandai perubahan besar untuk pasar minyak, di mana 80% penjualan dilakukan dalam dolar. Semua penjualan Arab Saudi secara eksklusif dilakukan dalam dolar.
Baca Juga: Beijing Wajibkan Bank Sentral China (PBOC) Menyetor Keuntungan Tahun Ini Demi Fiskal
Hal ini akan membantu upaya China untuk meyakinkan lebih banyak negara dan investor internasional untuk bertransaksi dalam mata uangnya.
Dolar AS telah mendominasi sistem keuangan global sebagai alat tukar sejak Perang Dunia Kedua. Selain memungkinkan AS untuk mencetak surat perbendaharaan dan menjual utangnya secara global, supremasi dolar adalah alasan utama mengapa AS mampu menjatuhkan sanksi yang kuat pada negara-negara seperti Rusia dan Iran, memotong mereka dari transaksi keuangan internasional.