Sumber: Bloomberg | Editor: Sanny Cicilia
DUBAI. Arab Saudi, pengekspor minyak mentah terbesar dunia, mengirimkan minyak dengan jumlah terbesar selama tujuh bulan terakhir, pada November lalu. Arab tidak menahan ekspor meski harga minyak terus tumbang.
Pengiriman minyak mentah Arab Saudi meningkat menjadi 7,72 juta barel per hari, tertinggi sejak April. Data ini dirilis Joint Organisations Data Initiative (JODI) di Riyadh, grup pengusaha minyak yang diawasi oleh International Energy Forum.
Peningkatan ekspor ini didorong kenaikan permintaan berbagai pengilangan minyak dunia yang telah kembali beroperasi setelah pemeliharaan kilang musiman. Biasanya, perusahaan kilang minyak berhenti beroperasi sementara bulan September dan Oktober, lalu memesan minyak pada November sebelum mulai beroperasi kembali pada Desember.
"Beginilah yang dilakukan Arab dalam setahun terakhir. Di mana ada permintaan, mereka akan ekspor minyak," kata Amrita Sen, Kepala Analis pasar minyak di Energy Aspects di London. Awal Januari ini, pengilangan minyak Polandia PKN Orlen mengumumkan membeli tiga kargo minyak mentah dari Arab Saudi.
Dia melihat, ada pertempuran antara Saudi, Iran, dan Irak. Hal ini menyebabkan Saudi lebih fokus kepada Eropa setelah kembalinya minyak Iran di pasar.
Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada Desember lalu telah sepakat untuk tidak mengekang produksi minyak. Harga minyak Brent di bulan November jatuh 10% dan 22% sepanjang tahun ini ke level US$ 29,15 per barel di bursa ICE Futures Europe, London per pukul 10:43 pagi waktu Dubai.