kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

AS Beberkan Informasi tentang Insiden Balon Mata-Mata China ke 40 Negara


Kamis, 09 Februari 2023 / 06:21 WIB
AS Beberkan Informasi tentang Insiden Balon Mata-Mata China ke 40 Negara
ILUSTRASI. Amerika Serikat mengadakan pengarahan di Washington dan Beijing dengan diplomat asing dari 40 negara tentang balon mata-mata China. Chase Doak/melalui REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON/BEIJING. Amerika Serikat mengadakan pengarahan di Washington dan Beijing dengan diplomat asing dari 40 negara tentang balon mata-mata China yang ditembak jatuh Washington pada Sabtu karena memata-matai wilayah AS. 

Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat senior pemerintah dan diplomat pada Selasa (7/2/2023).

Mengutip Reuters, pejabat tersebut menyebut, Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman pada hari Senin memberi pengarahan kepada hampir 150 diplomat asing di 40 kedutaan. Sementara di Beijing, kedutaan AS mengumpulkan diplomat asing pada hari Senin dan Selasa untuk mempresentasikan temuan AS tentang balon tersebut.

"Kami ingin memastikan bahwa kami berbagi sebanyak mungkin informasi dengan negara-negara di seluruh dunia yang mungkin juga rentan terhadap jenis operasi ini," kata pejabat senior administrasi tersebut.

Pengarahan Sherman pertama kali dilaporkan oleh Washington Post.

Munculnya balon mata-mata China di atas langit Amerika Serikat pada pekan lalu menyebabkan kemarahan politik di Washington. Insiden tersebut bahkan mendorong Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membatalkan perjalanan ke Beijing. Padahal, lewat kunjungan tersebut, diharapkan hubungan kedua negara yang rusak akan membaik. 

Diberitakan sebelumnya, sebuah jet tempur Angkatan Udara AS menembak jatuh balon tersebut di lepas pantai Carolina Selatan pada hari Sabtu, seminggu setelah balon tersebut pertama kali memasuki wilayah udara AS. 

Baca Juga: China Ogah Terima Telpon dari Menteri Pertahanan AS, Mengapa?

Kementerian luar negeri China mengatakan itu adalah balon cuaca dan menuduh Amerika Serikat bereaksi berlebihan.

Departemen Luar Negeri juga mengirim misi AS ke seluruh dunia informasi tentang insiden balon untuk dibagikan dengan sekutu dan mitra, tambah pejabat itu.

Para diplomat di Beijing yang menghadiri diskusi tersebut mengatakan, dalam pengarahan di Beijing, Amerika Serikat menyampaikan informasi untuk menunjukkan bahwa balon, yang memasuki wilayah udara AS pada hari-hari terakhir bulan Januari dan terbang di atas lokasi militer AS, bukanlah balon penelitian cuaca seperti yang dikatakan Beijing. Akan tetapi merupakan sebuah pesawat yang digunakan untuk spionase.

Washington mengatakan balon itu dikendalikan oleh militer China, Tentara Pembebasan Rakyat.

Para diplomat yang menghadiri di pengarahan Beijing mengatakan mereka diberitahu bahwa panel surya pada balon berarti membutuhkan lebih banyak tenaga daripada balon cuaca, dan jalur penerbangannya tidak sesuai dengan pola angin alami. Pejabat AS mengatakan balon itu dilengkapi dengan kemudi dan baling-baling.

Baca Juga: Detik-Detik Balon Mata-Mata China Ditembak Secara Dramatis oleh Jet Tempur AS

"Berdasarkan pengarahan AS, pemahaman kami sendiri tentang balon semacam itu dan fakta bahwa China sejauh ini menolak menyebutkan nama perusahaan atau entitas yang memiliki balon ini, kami merasa sulit untuk percaya bahwa itu adalah balon cuaca sipil," kata diplomat pertahanan Asia yang berbasis di Beijing.

Informasi itu mirip dengan apa yang dibagikan Pentagon kepada wartawan sejak akhir pekan lalu, dengan mengatakan bahwa balon-balon itu adalah bagian dari armada udara China yang juga melanggar kedaulatan negara lain.

The Washington Post melaporkan bahwa meskipun analis masih belum mengetahui ukuran armada balon, seorang pejabat AS mengatakan telah ada "lusinan" misi sejak 2018 dan balon tersebut menggunakan teknologi yang disediakan oleh perusahaan swasta China.



TERBARU

[X]
×