kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

AS Beli Makanan Laut Jepang dalam Jumlah Besar untuk Melawan Larangan China


Rabu, 01 November 2023 / 07:36 WIB
AS Beli Makanan Laut Jepang dalam Jumlah Besar untuk Melawan Larangan China
ILUSTRASI. Amerika Serikat memutuskan untuk membeli makanan laut Jepang dalam jumlah besar untuk memasok militernya di sana. REUTERS/Kim Hong-Ji


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Amerika Serikat memutuskan untuk membeli makanan laut Jepang dalam jumlah besar untuk memasok militernya di sana. 

Mengutip Reuters, langkah ini dilakukan sebagai tanggapan atas larangan China terhadap produk-produk makanan laut Jepang yang diberlakukan setelah Tokyo membuang air olahan dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke laut.

Saat mengungkapkan inisiatif tersebut dalam wawancara dengan Reuters pada hari Senin, Duta Besar AS untuk Jepang Rahm Emanuel mengatakan Washington juga harus melihat lebih luas bagaimana mereka dapat membantu mengimbangi larangan China yang menurutnya merupakan bagian dari “perang ekonomi” negara tersebut.

Informasi saja, China yang merupakan pembeli makanan laut Jepang terbesar, mengatakan larangan tersebut disebabkan oleh kekhawatiran akan keamanan pangan.

Sementara, pengawas nuklir PBB menjamin keamanan pelepasan air yang dimulai pada bulan Agustus dari pembangkit listrik tenaga nuklir yang hancur akibat tsunami tahun 2011. 

Para menteri perdagangan G7 pada hari Minggu menyerukan pencabutan segera larangan terhadap makanan Jepang.

“Ini akan menjadi kontrak jangka panjang antara angkatan bersenjata AS dan sektor perikanan serta kerja sama dengan Jepang,” kata Emanuel.

Baca Juga: AS Bakal Buat Bom Nuklir yang 24 Kali Lebih Kuat dari Bom yang Dijatuhkan di Jepang

Dia menambahkan, “Cara terbaik yang telah kami buktikan dalam semua kasus untuk melemahkan tekanan ekonomi dari China adalah dengan memberikan bantuan dan dukungan kepada negara atau industri yang menjadi sasaran.” 

Menanggapi hal tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin mengatakan: "Tanggung jawab diplomat adalah untuk meningkatkan persahabatan antar negara daripada mencemarkan nama baik negara lain dan menimbulkan masalah."

Pembelian makanan laut pertama oleh AS di bawah skema ini hanya mencakup satu metrik ton kerang. Angka itu hanya sebagian kecil dari jumlah 100.000 ton lebih kerang yang diekspor Jepang ke China daratan pada tahun lalu.

Emanuel mengatakan pembelian tersebut akan meningkat seiring berjalannya waktu untuk semua jenis makanan laut. Militer AS sebelumnya belum pernah membeli makanan laut lokal di Jepang, katanya.

Emanuel, yang merupakan mantan kepala staf Gedung Putih pada masa Presiden AS Barack Obama, dalam beberapa bulan terakhir telah membuat serangkaian pernyataan blak-blakan mengenai China. 

Baca Juga: Xi Jinping: Perempuan China Harus Bentuk Tren Baru dalam Keluarga

Dia menargetkan berbagai isu termasuk kebijakan ekonomi China, pengambilan keputusan yang tidak jelas, dan perlakuan terhadap perusahaan asing.

Ketika ditanya apakah dia menganggap dirinya hawkish terhadap Tiongkok, Emanuel menolak istilah tersebut dan mengatakan dia adalah seorang "realis".

"Saya tidak menganggapnya hawkish tapi anggap saja realistis dan jujur. Mungkin kejujuran itu menyakitkan, tapi jujur," ujarnya.

Dia mengatakan, China menghadapi tantangan ekonomi besar yang diperburuk oleh niat kepemimpinan mereka untuk mengabaikan sistem internasional.

"Yang dirugikan dalam hal ini adalah generasi muda China. Kini ada situasi di mana 30% generasi muda Tiongkok, satu dari tiga, menganggur. Ada kota-kota besar dengan perumahan yang belum selesai... ada kota-kota besar yang tidak mampu untuk membayar pekerja kota. Mengapa? Karena China mengambil keputusan politik untuk mengabaikan sistem yang menguntungkan mereka," urainya panjang lebar.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×