kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

AS Catat Lebih dari 400 Penembakan Massal Hingga Juli 2023


Senin, 24 Juli 2023 / 14:39 WIB
AS Catat Lebih dari 400 Penembakan Massal Hingga Juli 2023
ILUSTRASI. Pom bensin Chevron terbesar di dunia, di Jean, Nevada, AS, 27 Februari 2022. Foto diambil 27 Februari 2022. REUTERS/Bing Guan


Sumber: Forbes | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

Penembakan Massal - WASHINGTON. Amerika Serikat telah mencatat lebih dari 400 kasus penembakan massal hingga bulan Juli 2023. Jika angkanya terus bertambah, 2023 akan jadi tahun paling mematikan bagi AS dalam kaitannya dengan penembakan massal.

Mengutip Forbes, lembaga Gun Violence Archive (GVA) mencatat ada 402 penembakan massal di AS sejak awal tahun 2023. GVA melaporkan setidaknya ada empat orang yang tewas atau terluka di setiap insiden.

Kasus penembakan massal terbaru terjadi pada hari Sabtu (22/7) di Houston. Pelaku yang merupakan seorang pria bersenjata melukai lima orang di dalam sebuah bar. Di lokasi terpisah, terjadi penembakan di lokasi balapan mobil ilegal di Seattle dan menyebabkan empat orang terluka, termasuk seorang yang terluka parah.

Baca Juga: DPR AS Selidiki Kongsi Ford dengan Produsen Baterai China, CATL

Berdasarkan catatan itu, GVA memastikan bahwa jumlahnya telah melampaui catatan untuk periode yang sama pada tahun 2022, yaitu 359 orang tewas dalam 365 penembakan massal hingga 23 Juli.

Di periode yang sama tahun ini, 453 orang telah terbunuh akibat aksi penembakan massal. 

Di luar kasus penembakan massal, sekitar 161 anak di bawah usia 12 tahun menjadi korban tewas, dengan hampir 400 lainnya terluka. 

Sekitar 855 remaja lain dengan usia 13 hingga 17 tahun juga tewas akibat penembakan sepanjang tahun 2023, dengan 2.334 lainnya mengalami luka-luka.

Baca Juga: Biden Tunjuk Direktur CIA William Burns Jadi Anggota Kabinetnya

Undang-Undang Kepemilikan Senjata Api

Partai Demokrat AS selama bertahun-tahun telah mendorong adanya aturan ketat mengenai kepemilikan senjata oleh sipil. 

Bulan Maret lalu, Presiden Joe Biden mengeluarkan perintah eksekutif untuk memperluas pemeriksaan latar belakang dan mendorong pengesahan undang-undang baru terkait pengawasan senjata.

Sayangnya, banyak rencana harus gagal karena mendapat penolakan dari Partai Republik, terutama rencana pelarangan senjata serbu.

Baca Juga: DPR AS Mulai Selidiki 4 Modal Ventura AS Gara-Gara Investasi di China

Salah satu undang-undang yang telah disahkan, Safer Communities Act, telah berhenti melarang senapan serbu atau magasin berkapasitas tinggi, bukan fokus pada tindakan pencegahan lain seperti pemeriksaan latar belakang calon pemilik senjata.

Para anggota parlemen dari Partai Republik malah berfokus pada masalah kesehatan mental yang diyakini terkait dengan penembakan massal. Beberapa pejabat Partai Republik di negara bagian juga meminta adanya penempatan petugas keamanan bersenjata untuk mencegah penembakan massal.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×