kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AS: China gunakan krisis corona sebagai kedok dorong klaim di Laut China Selatan


Jumat, 05 Juni 2020 / 20:37 WIB
AS: China gunakan krisis corona sebagai kedok dorong klaim di Laut China Selatan
ILUSTRASI. USS Bunker Hill bergerak ke posisi untuk melakukan serial latihan menembak bersama dengan HMAS Parramatta selama transit di Laut China Selatan dalam foto tertanggal 14 April 2020 ini.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Amerika Serikat (AS) mengatakan, China menggunakan virus corona baru sebagai kedok untuk mendorong klaim teritorial di Laut China Selatan melalui lonjakan aktivitas angkatan laut mereka untuk mengintimidasi negara-negara lain yang mengklaim perairan itu.

Komandan Pasukan AS di Jepang Letnan Jenderal Kevin Schneider menyatakan, ada lonjakan aktivitas oleh China di Laut China Selatan dengan kapal angkatan laut, kapal penjaga pantai, dan kapal penangkap ikan yang melecehkan kapal lain di perairan yang Beijing klaim tersebut.

"Melalui krisis (Covid-19), kami melihat lonjakan aktivitas maritim," katanya kepada Reuters dalam wawancara via telepon, Jumat (5/6). Dia menyebutkan, Beijing juga meningkatkan kegiatannya di Laut China Timur, di mana ia bersengketa wilayah dengan Jepang.

Baca Juga: Jubir Tiongkok: Kedaulatan China di Laut China Selatan tidak akan diubah!

Schneider memperkirakan, peningkatan aktivitas Beijing kemungkinan akan berlanjut. "Saya tidak melihat palung, saya melihat dataran tinggi," ujarnya.

Jepang menjadi tuan rumah konsentrasi pasukan AS terbesar di Asia, termasuk kapal induk, pasukan amfibi, dan skuadron tempur. Selain membela Jepang, keberadaan mereka untuk mencegah China memperluas pengaruhnya di wilayah tersebut, termasuk di Laut China Selatan.

Beijing telah membangun pangkalan-pangkalan militer di atas terumbu di Laut China Selatan yang kaya energi, atau di dekat perairan yang diklaim oleh negara-negara lain, termasuk Filipina, Vietnam, dan Malaysia. 




TERBARU

[X]
×