CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.884   -24,00   -0,15%
  • IDX 7.190   -24,22   -0,34%
  • KOMPAS100 1.099   -3,81   -0,35%
  • LQ45 875   -0,78   -0,09%
  • ISSI 217   -1,36   -0,62%
  • IDX30 448   -0,17   -0,04%
  • IDXHIDIV20 541   1,12   0,21%
  • IDX80 126   -0,45   -0,35%
  • IDXV30 136   0,30   0,22%
  • IDXQ30 149   0,04   0,03%

AS: China satu-satunya yang mampu gabungkan kekuatan ekonomi, militer, dan teknologi


Kamis, 04 Maret 2021 / 13:16 WIB
AS: China satu-satunya yang mampu gabungkan kekuatan ekonomi, militer, dan teknologi
ILUSTRASI. Seorang wanita menyesuaikan bendera China di sebelah bendera AS sebelum pertemuan Dialog Strategis, bagian dari Dialog Strategis dan Ekonomi AS-China (S&ED), di Wisma Negara Diaoyutai di Beijing, 10 Juli 2014.


Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Joe Biden memilih "persaingan yang berkembang dengan China" sebagai tantangan utama yang Amerika Serikat hadapi, dengan diplomat utama AS menggambarkan negeri tembok raksasa sebagai "ujian geopolitik terbesar" abad ini.

Pemerintah AS mengeluarkan pemikirannya dalam dokumen setebal 24 halaman yang menguraikan kebijakan keamanan nasional Biden, bersama dengan pidato kebijakan luar negeri pertama Menteri Luar Negeri Antony Blinken.

"Ini adalah satu-satunya pesaing yang berpotensi mampu menggabungkan kekuatan ekonomi, diplomatik, militer dan teknologinya untuk meningkatkan tantangan berkelanjutan terhadap sistem internasional yang stabil dan terbuka," sebut dokumen keamanan nasional tentang China.

Melansir Channel News Asia, dokumen itu menyebutkan, dalam menghadapi tantangan dari China dan Rusia, militer AS akan mengalihkan penekanannya dari "platform warisan dan sistem senjata yang tidak diperlukan untuk membebaskan sumber daya untuk investasi" dalam teknologi mutakhir.

Baca Juga: Beri peringatan kepada Joe Biden, ini yang dilakukan Xi Jinping

Amerika Serikat dan China berselisih mengenai pengaruh di wilayah Indo-Pasifik, praktik ekonomi Beijing, Hong Kong, Taiwan, dan hak asasi manusia di wilayah Xinjiang China. 

China menjadi 1 dari 8 prioritas AS

Pemerintahan Biden telah mengindikasikan akan secara luas melanjutkan pendekatan keras ke China yang diambil oleh Donald Trump, tetapi melakukannya dengan berkoordinasi dengan sekutu.

"Hubungan kami dengan China akan kompetitif pada saat yang seharusnya, kolaboratif ketika bisa, dan bermusuhan ketika harus," kata Blinken pada sebuah acara di Departemen Luar Negeri, seperti dikutip Channel News Asia.

"Terlibat dengan China dari posisi yang kuat, membutuhkan penegakan nilai-nilai kami ketika hak asasi manusia dilanggar di Xinjiang atau ketika demokrasi diinjak-injak di Hong Kong," ujar dia. "Karena jika kita tidak melakukannya, China akan melakukannya, bertindak dengan impunitas yang lebih besar".

Baca Juga: China dan AS saling unjuk kekuatan di Laut China Selatan



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×