kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.888.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.340   30,00   0,18%
  • IDX 7.176   -23,15   -0,32%
  • KOMPAS100 1.044   -7,03   -0,67%
  • LQ45 815   -3,41   -0,42%
  • ISSI 226   -0,18   -0,08%
  • IDX30 426   -2,13   -0,50%
  • IDXHIDIV20 508   0,07   0,01%
  • IDX80 118   -0,55   -0,47%
  • IDXV30 121   0,13   0,11%
  • IDXQ30 139   -0,23   -0,17%

AS dan China Gelar Pertemuan Penting di Swiss, Langkah Awal Akhiri Perang Dagang?


Rabu, 07 Mei 2025 / 15:49 WIB
AS dan China Gelar Pertemuan Penting di Swiss, Langkah Awal Akhiri Perang Dagang?
ILUSTRASI. Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan negosiator perdagangan utama Jamieson Greer dijadwalkan bertemu dengan tsar ekonomi Tiongkok He Lifeng. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON/BEIJING. Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan negosiator perdagangan utama Jamieson Greer dijadwalkan bertemu dengan tsar ekonomi Tiongkok He Lifeng akhir pekan ini di Swiss.

Pertemuan ini berpotensi menjadi langkah awal dalam mengakhiri perang dagang yang telah mengganggu ekonomi global.

Berita tentang pertemuan tersebut, yang diumumkan oleh Washington pada Selasa malam, langsung mendorong naik indeks futures saham AS dan memicu reli di bursa saham Tiongkok dan Hong Kong pada perdagangan Rabu pagi.

Ketegangan Perdagangan Semakin Tajam

Pertemuan ini dilakukan di tengah memanasnya ketegangan dagang, dengan tarif impor antara dua ekonomi terbesar dunia melonjak hingga lebih dari 100%. Bessent bahkan menyebut kebijakan ini setara dengan embargo dagang.

Baca Juga: China Diam-Diam Susun Daftar Putih Produk AS yang Dibebaskan dari Tarif 125%

Kebijakan tarif Presiden Donald Trump terhadap puluhan negara juga telah mengacaukan rantai pasok global, memicu volatilitas pasar keuangan, dan menimbulkan kekhawatiran perlambatan ekonomi global yang tajam.

Menurut dua sumber yang mengetahui rencana tersebut, delegasi akan membahas pengurangan tarif secara umum serta penghapusan tarif pada produk-produk tertentu. Agenda lainnya mencakup pengendalian ekspor dan penghapusan fasilitas de minimis oleh AS untuk impor bernilai rendah.

China Bersedia Berunding

Kementerian Perdagangan Tiongkok telah mengonfirmasi keikutsertaan mereka dalam pertemuan. Juru bicara kementerian mengatakan bahwa keputusan untuk berunding kembali didasarkan pada pertimbangan terhadap ekspektasi global, kepentingan domestik, dan aspirasi industri serta konsumen AS.

China sebelumnya bersikeras tidak akan bernegosiasi kecuali AS mencabut tarifnya. Namun, pernyataan terbaru menunjukkan perubahan strategi.

Sektor manufaktur Tiongkok menjadi pihak yang paling terdampak tarif ini. Beberapa analis telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok tahun 2025, dan bank investasi Nomura memperingatkan bahwa perang dagang bisa mengancam hingga 16 juta pekerjaan.

Sebagai respons, bank sentral Tiongkok mengumumkan stimulus moneter baru, termasuk pemotongan suku bunga dan injeksi likuiditas untuk menstabilkan ekonomi domestik.

Baca Juga: Mattel Kena Getah Tarif Trump, Harga Boneka Barbie Kian Mahal

Sinyal Campur Aduk dari Washington

Sejak pengumuman tarif 10% terhadap sebagian besar negara pada 2 April, AS telah gencar melakukan diplomasi dagang. Trump juga menjatuhkan tarif 25% pada mobil, baja, aluminium, serta tarif 145% terhadap barang dari Tiongkok.

Meskipun pertemuan di Swiss bertujuan meredakan konflik, hasil konkret masih belum pasti. Menurut konsultan kebijakan dari Shanghai, Bo Zhengyuan, kemajuan berarti baru bisa dicapai jika kedua pihak sepakat menurunkan tarif sebagai syarat awal.

Bessent mengatakan pemerintahan Trump sedang bernegosiasi dengan 17 mitra dagang utama dan mungkin akan mengumumkan kesepakatan dengan beberapa di antaranya dalam waktu dekat.

Trump juga mengisyaratkan bahwa AS dan Inggris semakin dekat mencapai kesepakatan dagang bilateral. Sementara itu, Indonesia termasuk di antara negara-negara yang telah menawarkan pengurangan tarif dan subsidi.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×