kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -21.000   -1,08%
  • USD/IDR 16.319   9,00   0,06%
  • IDX 7.792   185,77   2,44%
  • KOMPAS100 1.105   23,32   2,16%
  • LQ45 823   23,67   2,96%
  • ISSI 258   4,00   1,58%
  • IDX30 426   12,56   3,04%
  • IDXHIDIV20 488   14,77   3,12%
  • IDX80 123   2,78   2,31%
  • IDXV30 127   1,15   0,91%
  • IDXQ30 137   4,21   3,18%

AS dan China Perpanjang Gencatan Senjata Tarif, Hindari Lonjakan Bea Masuk 3 Digit


Selasa, 12 Agustus 2025 / 16:09 WIB
AS dan China Perpanjang Gencatan Senjata Tarif, Hindari Lonjakan Bea Masuk 3 Digit
ILUSTRASI. Amerika Serikat dan China sepakat memperpanjang gencatan senjata tarif selama 90 hari, mencegah lonjakan bea masuk hingga tiga digit . REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Amerika Serikat dan China sepakat memperpanjang gencatan senjata tarif selama 90 hari, mencegah lonjakan bea masuk hingga tiga digit yang berpotensi memicu perang dagang besar-besaran.

Langkah ini diambil saat para peritel AS bersiap meningkatkan persediaan menjelang musim belanja akhir tahun.

Keputusan Trump dan Respons Beijing

Presiden AS Donald Trump mengumumkan melalui platform Truth Social pada Senin (11/8) bahwa ia telah menandatangani perintah eksekutif untuk menunda penerapan tarif lebih tinggi hingga 10 November 2025 pukul 12:01 a.m. EST (11:01 WIB). Seluruh ketentuan gencatan senjata sebelumnya tetap berlaku.

Sebagai respons, Kementerian Perdagangan China pada Selasa pagi mengumumkan penundaan serupa selama 90 hari, termasuk menangguhkan rencana penambahan perusahaan AS ke dalam daftar pembatasan perdagangan dan investasi yang diumumkan April lalu.

Baca Juga: Trump Buka Peluang Penjualan Chip AI Versi Terbatas Nvidia ke China

Mencegah Tarif Tiga Digit

Sebelum perpanjangan ini, tarif impor AS untuk barang dari China berpotensi melonjak menjadi 145%, sedangkan tarif China terhadap produk AS bisa mencapai 125% — level yang praktis menciptakan embargo dagang. Kesepakatan baru ini mempertahankan tarif AS pada 30% dan tarif China pada 10%.

Perpanjangan waktu tersebut memberi ruang bagi gelombang impor musim gugur, termasuk elektronik, pakaian, dan mainan, yang sangat penting untuk pasokan liburan akhir tahun dengan bea masuk yang lebih rendah.

Dampak pada Pasar dan Opini Publik

Keputusan ini disambut positif oleh pasar, dengan bursa Asia menguat dan mata uang regional stabil setelah beberapa pekan stagnasi. Di Beijing, warga menyatakan harapan agar hubungan kedua negara tidak semakin memburuk.

"Saya rasa baik China maupun Amerika Serikat tidak ingin hubungan mereka terus memburuk," kata Wang Mingyue, profesional di bidang robotika. "Namun permainan ini belum selesai, masih ada risiko."

Trump sebelumnya mengatakan kepada CNBC bahwa kesepakatan perdagangan dengan Presiden Xi Jinping bisa tercapai sebelum akhir tahun jika pembicaraan berhasil.

Baca Juga: Harga Jual Naik, Penjualan Minyak Arab ke China di September Bakal Menurun

Latar Belakang Gencatan Senjata

Gencatan senjata tarif pertama kali diumumkan pada Mei 2025 setelah pertemuan di Jenewa, Swiss. AS dan China menyepakati periode 90 hari untuk melanjutkan negosiasi. Pertemuan lanjutan berlangsung di Stockholm, Swedia, pada akhir Juli, yang menghasilkan rekomendasi untuk memperpanjang tenggat.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent menegaskan tarif tiga digit yang diberlakukan pada musim semi lalu “tidak dapat dipertahankan” dan setara dengan embargo dagang antara dua ekonomi terbesar dunia.

Isu Tawar-Menawar dan Permintaan Tambahan

Menurut sumber Gedung Putih, Trump kemungkinan menekan Beijing untuk memberikan konsesi tambahan sebelum menyetujui perpanjangan. Pada Minggu, ia sempat meminta China melipatgandakan pembelian kedelai AS hingga empat kali lipat, meski para analis meragukan realisasinya.

Di sisi lain, China menginginkan akses lebih besar terhadap barang-barang teknologi tinggi AS — permintaan yang sejauh ini enggan dipenuhi Washington. Trump juga tetap mempertahankan tarif 20% pada barang China terkait isu peredaran fentanyl.

Baca Juga: China Melarang Impor Unggas Spanyol Karena Kasus Flu Burung

Data Perdagangan Terbaru

Ekspor China ke AS pada bulan lalu turun 21,7% secara tahunan, sementara pengiriman ke Asia Tenggara melonjak 16,6% sebagai bagian dari strategi diversifikasi pasar. Data AS menunjukkan defisit perdagangan dengan China menyusut ke level terendah dalam lebih dari 21 tahun pada Juni 2025.

Meski demikian, para analis menilai kedua pihak kemungkinan akan mencapai kesepakatan jangka panjang, mengingat ketergantungan ekonomi yang saling mengikat.

Prospek Negosiasi ke Depan

Menurut Ryan Majerus, mantan pejabat perdagangan AS, perpanjangan ini memberi waktu tambahan untuk menyelesaikan masalah struktural dalam hubungan dagang.

“Ini akan mengurangi ketegangan di kedua pihak sambil membangun kerangka kesepakatan pada musim gugur,” ujarnya.

Washington juga terus menekan Beijing untuk menghentikan pembelian minyak Rusia guna memberi tekanan pada Moskow terkait perang di Ukraina, dengan ancaman tarif sekunder jika tuntutan tersebut diabaikan.

Selanjutnya: IHSG Melonjak 2,44% ke 7.791 pada Selasa (12/8), ARTO, TLKM, BBRI Top Gainers LQ45

Menarik Dibaca: Ciri-Ciri Asam Lambung Naik Seperti Apa? Ini 10 Cirinya Menurut Ahli




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×