Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengisyaratkan kemungkinan memberi lampu hijau bagi Nvidia untuk menjual versi terbatas dari chip GPU kecerdasan buatan (AI) generasi terbaru Blackwell ke China.
Langkah ini menuai pro dan kontra di Washington, di tengah kekhawatiran teknologi tersebut dapat dimanfaatkan Beijing untuk memperkuat kemampuan militernya.
Baca Juga: Demi Ekspor ke China, NVIDIA dan AMD Setuju Berikan 15% Pendapatan ke Pemerintah AS
Trump mengatakan versi yang akan diekspor akan memiliki daya komputasi 30%–50% lebih rendah dibanding chip Blackwell yang beredar di pasar domestik AS.
“Itu versi yang tidak ditingkatkan (unenhanced) dari yang besar,” ujar Trump, merujuk pada pembatasan performa chip tersebut pada Senin (11/8/2025).
Pemerintahan Trump sebelumnya mengonfirmasi kesepakatan langka dengan Nvidia dan Advanced Micro Devices (AMD) yang memberi pemerintah AS 15% dari pendapatan penjualan chip tertentu di China.
Kesepakatan ini berlaku setelah bulan lalu pemerintah memberi izin ekspor chip AI H20 ke China yang sebelumnya sempat dilarang pada April.
Baca Juga: Media China Sebut Chip Nvidia H20 Tidak Aman untuk Tiongkok, Mengapa?
Trump menyebut chip H20 “sudah usang” karena China telah memilikinya. “Saya bilang, kalau saya setujui, saya mau 20% untuk negara,” ungkapnya, menegaskan bahwa persentase akhirnya disepakati di angka 15%.
Meski chip H20 dinilai tidak mengancam keamanan nasional, sejumlah pakar memperingatkan bahwa versi terbatas Blackwell sekalipun dapat dimanfaatkan China untuk membangun superkomputer AI berskala besar.
“China bisa membeli dalam jumlah cukup untuk melompati AS dalam kapabilitas AI,” kata Saif Khan, mantan Direktur Teknologi dan Keamanan Nasional di Dewan Keamanan Nasional AS di era Presiden Joe Biden.
Nvidia sendiri belum membeberkan detail chip varian China ini. Versi Blackwell untuk pasar AS yang diluncurkan Maret lalu disebut 30 kali lebih cepat dari generasi sebelumnya.
Sementara itu, juru bicara Nvidia menyatakan pihaknya akan mematuhi aturan ekspor yang ditetapkan pemerintah AS.
Baca Juga: CEO Nvidia Mengecek Gaji 42.000 Karyawannya Setiap Bulan, Apa Tujuannya?
AMD juga memastikan semua bisnisnya mengikuti ketentuan ekspor AS, meski tidak mengomentari langsung soal kesepakatan bagi hasil pendapatan.
Kementerian Luar Negeri China menanggapi dengan menyebut AS menggunakan teknologi dan perdagangan sebagai alat untuk “menekan dan menahan” perkembangan China.