Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - BEIJING/TAIPEI. Nvidia dikabarkan akan meluncurkan chip kecerdasan buatan (AI) baru khusus untuk pasar China dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan model H20 yang baru-baru ini dibatasi oleh pemerintah AS.
Menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut, chip ini akan mulai diproduksi massal paling cepat pada Juni 2025.
Harga Lebih Rendah, Spesifikasi Lebih Sederhana
GPU (Graphics Processing Unit) baru ini akan menjadi bagian dari lini prosesor AI generasi terbaru Nvidia yang menggunakan arsitektur Blackwell. Chip tersebut diperkirakan akan dijual dalam kisaran harga US$6.500 hingga US$8.000, jauh di bawah harga H20 yang berkisar antara US$10.000 hingga US$12.000, menurut dua sumber yang berbicara kepada Reuters.
Harga yang lebih rendah ini mencerminkan spesifikasi chip yang lebih lemah serta proses manufaktur yang lebih sederhana. Chip baru ini akan didasarkan pada RTX Pro 6000D — prosesor grafis kelas server — dan akan menggunakan memori GDDR7 konvensional, bukan teknologi High Bandwidth Memory (HBM) yang lebih canggih.
Baca Juga: CEO Nvidia: China Tidak Tertinggal dalam AI, Huawei Perusahaan Teknologi Tangguh
Selain itu, chip ini juga tidak akan menggunakan teknologi kemasan Chip-on-Wafer-on-Substrate (CoWoS) dari Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC).
Alternatif Pasca Pembatasan Ekspor AS
Peluncuran chip baru ini menjadi upaya Nvidia untuk tetap bertahan di pasar pusat data China yang bernilai US$50 miliar, setelah pemerintah AS memberlakukan pembatasan ekspor yang lebih ketat terhadap chip berperforma tinggi. Juru bicara Nvidia mengatakan perusahaan masih mengevaluasi opsi yang tersedia dan menunggu persetujuan dari pemerintah AS.
"Selama kami belum menetapkan desain produk baru dan mendapat izin dari pemerintah AS, kami pada dasarnya tertutup dari pasar pusat data China senilai US$50 miliar," ujar juru bicara tersebut.
China tetap menjadi pasar penting bagi Nvidia, menyumbang 13% dari total penjualan perusahaan dalam tahun fiskal sebelumnya. Ini merupakan kali ketiga Nvidia harus menyesuaikan produknya untuk China akibat tekanan regulasi dari AS yang bertujuan memperlambat kemajuan teknologi Tiongkok.
Kehilangan Pangsa Pasar, Tapi CUDA Jadi Senjata Utama
Meski chip baru memiliki daya komputasi yang lebih rendah dibanding H20, Nvidia berharap masih dapat mempertahankan daya saingnya di China. Rival utama mereka di pasar lokal adalah Huawei, yang memproduksi chip AI Ascend 910B.
Menurut Nori Chiou, pakar semikonduktor dari White Oak Capital Partners di Singapura, teknologi domestik seperti milik Huawei diperkirakan akan menyamai performa versi downgrade dari Nvidia dalam satu hingga dua tahun ke depan. Namun, keunggulan utama Nvidia terletak pada platform CUDA — arsitektur pemrograman yang luas digunakan untuk membangun model dan aplikasi AI di atas GPU mereka.
Namun begitu, Nicolas Gaudois, kepala riset teknologi Asia di UBS, menilai bahwa chip baru dengan memori konvensional tidak akan cukup untuk memenuhi beberapa kebutuhan pelatihan dan inferensi AI yang lebih berat.
Satu Lagi Chip Blackwell dalam Proses
Selain chip yang akan dirilis pada Juni, dua sumber menyebut Nvidia juga tengah mengembangkan chip Blackwell lainnya untuk China, yang dijadwalkan mulai produksi paling cepat September 2025. Belum ada informasi detail mengenai spesifikasi chip ini.
Baca Juga: Nvidia Terpukul! Ekspor Chip AI Dibatasi AS, Siap-Siap Catat Rugi US$ 5,5 Miliar
Nvidia sebelumnya mempertimbangkan versi downgrade dari H20, namun rencana tersebut batal karena keterbatasan arsitektur Hopper lama yang tidak dapat lagi dimodifikasi untuk memenuhi batasan ekspor baru.
Nama resmi untuk GPU baru ini belum diketahui, namun broker China GF Securities memperkirakan nama produk tersebut kemungkinan adalah 6000D atau B40.
Dampak Bisnis yang Signifikan
Larangan atas chip H20 memaksa Nvidia menulis kerugian inventaris senilai US$5,5 miliar dan membatalkan potensi penjualan hingga US$15 miliar, menurut CEO Nvidia Jensen Huang.
Peraturan ekspor terbaru dari AS memperkenalkan batasan baru pada bandwidth memori GPU — indikator kunci untuk kecepatan transfer data antara prosesor utama dan chip memori, yang sangat penting untuk beban kerja AI. Pembatasan tersebut membatasi bandwidth di angka 1,7-1,8 terabyte per detik, jauh di bawah kapasitas H20 yang mencapai 4 terabyte per detik.
GF Securities memperkirakan bahwa GPU baru dengan memori GDDR7 akan mencapai bandwidth sekitar 1,7 terabyte per detik, masih dalam batas yang diperbolehkan.