kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.799   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

AS dan China telah membuat garis besar kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang


Kamis, 21 Februari 2019 / 12:08 WIB
AS dan China telah membuat garis besar kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat dan China disebut telah mulai menguraikan komitmen prinsipnya tentang isu-isu paling sulit dalam perselisihan perdagangan di antara kedua negara. Hal ini menandai kemajuan signifikan dalam upaya mengakhiri perang dagang yang berjalan selama tujuh bulan.

Dilansir dari Reuters, sumber yang mengatahui soal perkembangan negosiasi perdagangan tersebut menyebut secara garis besar mulai muncul gambaran soal kesepakatan dalam perundingan yang mendorong terwujdunya perjanjian pada 1 Maret mendatang. Hal tersebut akan menandai akhir dari gencatan senjata selama 90 hari bahwa Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.

Menurut dua orang sumber Reuters, para negosiator menyusun enam nota kesepahaman tentang isu-isu struktural. Mulai dri transfer teknologi secara paksa dan pencurian data lewat dunia maya. Kemudian terkait hak kekayaan intelektual, layanan, mata uang, pertanian, dan hambatan non-tarif dalam berdagang.

Kesepakatan tersebut mencakup masalah paling kompleks yang bisa mempengaruhi hubungan perdagangan antara kedua negara. Di mana dalam sudut pandang AS adalah untuk mengakhiri praktik-praktik yang membuat Trump memberlakukan bea masuk atas impor produk dari Tiongkok.

Namun salah satu sumber mengingatkan bahwa perundingan masih bisa berakhir dengan kegagalan. Tetapi pekerjaan pada perjanjian kesepakatan adalah langkah penting untuk membuat China menandatangani sejumlah prinsip dan komitmen yang spesifik pada isu-isu utama.

Amerika Serikat menuduh Beijing memaksa perusahaan-perusahaan AS yang melakukan bisnis di China untuk membagikan teknologi mereka dengan mitra lokal dan menyerahkan rahasia kekayaan intelektual. China sendiri telah membantah terlibat dalam praktik semacam itu.

Pejabat pemerintahan Trump juga keberatan dengan hambatan nontarif di China, termasuk subsidi industri, peraturan, prosedur perizinan bisnis, tinjauan standar produk, dan praktik lainnya yang mereka katakan telah membuat barang buatan AS sulit dikases di Cina atau memberikan keuntungan yang tidak adil bagi perusahaan domestik.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin telah mendorong China untuk membuka pasar layanan keuangannya ke lebih banyak perusahaan asing. Termasuk raksasa kartu kredit Visa dan MasterCard, yang telah menunggu bertahun-tahun agar China memenuhi janji-janji yang memungkinkan mereka beroperasi di sana.

untuk urusan mata uang, pejabat AS termasuk Mnuchin telah memperingatkan China agar tidak mendevaluasi mata uangnya untuk mendapatkan keunggulan kompetitif setelah mata uang China melemah secara signifikan terhadap dolar pada tahun lalu. Dimana salah satu tujuannya adalah menangkal efek tarif yang dipasang Trump.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×