Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Amerika Serikat dan sejumlah negara Uni Eropa kompak akan memboikot upacara pelantikan Vladimir Putin pada hari Selasa (7/5). Putin akan menjadi presiden Rusia untuk masa jabatannya yang kelima.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan, pihaknya tidak akan mengirimkan perwakilannya ke acara pelantikan Putin.
AS menganggap pemilu yang dijalani tidak berjalan dengan bebas dan adil.
"Tidak, kami tidak akan memiliki perwakilan pada pelantikannya. Kami tentu saja tidak menganggap pemilu ini bebas dan adil, namun dia adalah presiden Rusia dan dia akan terus melanjutkan kapasitasnya," kata sang juru bicara, dikutip Reuters.
Baca Juga: Putin Menang Telak: Negara Barat Meradang, China & India Beri Ucapan Selamat
Sejalan dengan itu, Inggris dan Kanada juga mengonfirmasi tidak akan mengirimkan siapa pun untuk menghadiri upacara tersebut.
Seorang juru bicara Uni Eropa mengatakan, duta besar Uni Eropa untuk Rusia tidak akan menghadiri upacara tersebut sesuai dengan posisi sebagian besar negara anggota Uni Eropa.
Sebanyak 20 negara anggota Uni Eropa dipastikan tidak akan hadir dalam upacara pelantikan Putin sebagai wujud aksi boikot.
Kabarnya, hanya ada tujuh negara yang akan mengirimkan perwakilannya ke Rusia. Selain Prancis, Hongaria dan Slovakia diperkirakan akan hadir.
Baca Juga: Kremlin: Putin Menang Pemilu Rusia dengan Bersih Tanpa Kecurangan
Kantor berita Rusia, Interfax, mengatakan bahwa Kremlin telah mengundang para kepala misi diplomatik asing di Moskow untuk menghadiri pelantikan Putin.
Putin menang telak dalam pemilihan presiden pada bulan Maret hanya beberapa minggu setelah lawannya yang paling menonjol, Alexei Navalny, meninggal di penjara.
Pemerintah negara-negara Barat mengecam pemilu presiden Rusia sebagai pemilu yang tidak adil dan tidak demokratis.