Sumber: Global Times | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Dalam tugas mata-matanya, kapal yang disewa bisa melakukan misi pengintaian dan penyadapan dengan mengumpulkan sinyal radio di sekitarnya.
Kapal mata-mata AS bisa menempatkan perangkat pendeteksi ke laut untuk survei hidrologi atau bahkan menggunakan perangkat sonar untuk melacak aktivitas kapal selam.
SCSPI sebelumnya mengungkapkan bahwa militer AS juga menyewa pesawat pribadi untuk operasi pengintaian jarak dekat di China.
Sebagai contoh, pada 31 Maret 2020 lalu perusahaan AS Tenax Aerospace mengerahkan pesawat pengintai maritim Bombardier CL-604 ke Pangkalan Udara Kadena di Okinawa.
Pesawat tersebut melakukan lebih dari 250 penerbangan pengintai jarak dekat di China sebelum kembali ke AS pada 17 Maret tahun ini.
Kehadiran kapal yang diduga sebagai mata-mata AS ini dipastikan akan meningkatkan tensi keamanan antara kedua negara di kawasan tersebut.
Apalagi jika mengingat bahwa AS dan sekutunya di NATO, bahkan G7, telah menegaskan akan menaruh perhatian serius pada China dan kawasan Indo-Pasifik secara umum.