Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Pemerintah AS menentang rencana Israel yang ingin memerintah Gaza setelah perang berakhir. Sebaliknya, AS merasa Palestina adalah pihak yang harus hadir di wilayah tersebut.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, tidak menghendaki adanya pendudukan kembali di Gaza setelah perang berakhir. Menurutnya, pemerintah pasca konflik harus mencakup pemerintahan yang dipimpin oleh Palestina.
"Tidak ada pendudukan kembali di Gaza setelah konflik berakhir. Tidak ada upaya untuk memblokade atau mengepung Gaza. Tidak ada pengurangan wilayah Gaza. Pemerintahan pasca krisis harus mencakup pemerintahan yang dipimpin Palestina dan Gaza bersatu dengan Tepi Barat di bawah Otoritas Palestina," kata Blinken, dalam konferensi pers di Tokyo hari Rabu (8/11), dikutip Reuters.
Baca Juga: AS Menentang Rencana Israel untuk Kuasai Gaza Pasca Perang
Otoritas Palestina (PA) kini menjalankan pemerintahan sendiri secara terbatas di beberapa bagian Tepi Barat yang diduduki Israel. PA mengatakan bahwa Gaza merupakan bagian integral dari apa yang mereka impikan untuk mewujudkan negara Palestina di masa depan.
Presiden AS, Joe Biden, menentang rencana Israel yang akan menguasai Jalur Gaza setelah perang berakhir. Bagi Biden, pendudukan kembali Gaza oleh pasukan Israel bukanlah hal yang benar untuk dilakukan.
"Biden percaya pendudukan kembali Gaza oleh pasukan Israel bukanlah hal yang benar untuk dilakukan. Presiden tidak mendukung pendudukan militer Israel," kata juru bicara Gedung Putih, John Kirby pada hari Selasa (7/11), dikutip Al Jazeera.
Pernyataan Gedung Putih tersebut merupakan respons atas pernyataan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang ingin mengambil kendali keamanan di Gaza setelah perang.
Baca Juga: Benjamin Netanyahu: Israel Akan Menjaga Gaza Secara Penuh Setelah Perang
Dalam wawancara dengan ABC News, Netanyahu percaya diri bahwa Israel mampu memikul tanggung jawab keamanan secara keseluruhan selama jangka waktu yang tidak ditentukan.
"Ketika kita tidak mempunyai tanggung jawab keamanan, yang kita alami adalah meletusnya teror Hamas dalam skala yang tidak dapat kita bayangkan," kata Netanyahu, menyalahkan Hamas atas eskalasi konflik sebulan terakhir.
Para pejabat Israel kemudian mencoba mengklarifikasi bahwa mereka tidak bermaksud menduduki Gaza setelah perang, namun mereka belum menjelaskan bagaimana mereka dapat menjamin keamanan tanpa mempertahankan kehadiran militer.