Sumber: South China Morning Post | Editor: S.S. Kurniawan
"Ini adalah demonstrasi dari kemampuan kami untuk dengan cepat memindahkan MQ-9 ke mana saja di dunia, ke lokasi yang tidak dikenal, dan kemudian keluar dan menunjukkan kemampuan jangkauan operasional MQ-9," kata Komandan Skuadron Serangan AS ke-29 Letnan Kolonel Brian Davis kepada Air Force seperti dikutip China South Morning Post.
Drone MQ-9 Reapers pernah terlibat dalam perang di Timur Tengah dan Afrika selama dua dekade. Tapi, Angkatan Udara AS telah mempertimbangkan untuk menggantinya.
Sebab, mereka khawatir, kemampuan siluman, perlindungan elektronik, dan kecepatan MQ-9 Reapers tertinggal di belakang drone yang lebih canggih buatan China dan Rusia.
Meskipun latihan berlangsung jauh dari Pantai China, media Pemerintah Tiongkok menyebutkan, drone dapat militer AS kerahkan untuk menyerang fasilitas negeri tembok raksasa di Laut China Selatan.
Baca Juga: Prancis-Inggris-Jerman ramai-ramai menentang klaim China di Laut China Selatan
"Washington meningkatkan persiapan untuk perang melawan China, dan jenis pesawat tak berawak yang telah berpartisipasi dalam pembunuhan dan serangan lain di seluruh dunia juga akan berperan di dalamnya," kata editorial tabloid Global Times, Senin (28/9). “Ini adalah sinyal strategis yang dikirim dari latihan tersebut".
“Ini untuk memicu permusuhan antara kedua negara, dan juga merupakan provokasi ke China. Menggunakan ban lengan seperti itu, dengan peta Tiongkok, akan merangsang imajinasi orang dan menciptakan gambaran Tiongkok dan Amerika Serikat akan berperang," sebut Global Times.