Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada Kamis (13 Agustus) mengesahkan dosis booster vaksin COVID-19 dari Pfizer Inc dan Moderna Inc untuk orang dengan sistem kekebalan yang terganggu.
Beberapa negara lain, seperti Israel dan Jerman, berencana atau telah memberikan suntikan ketiga alias booster untuk menghindari gelombang wabah lain karena kemunculan varian Delta yang sangat menular.
Para ilmuwan masih terbagi atas penggunaan booster vaksin COVID-19 secara luas di antara mereka yang tidak memiliki masalah mendasar, Sebab, manfaat suntikan ketiga masih belum ditentukan.
Pfizer mengatakan, kemanjuran vaksin yang mereka kembangkan bersama BioNTech menurun seiring waktu, mengutip sebuah penelitian yang menunjukkan efektivitas 84% dari puncak 96% empat bulan setelah dosis kedua.
Baca Juga: Jadi booster, ini efek samping vaksin Covid-19 Moderna yang banyak terjadi
Moderna juga menyatakan, melihat kebutuhan untuk dosis booster, terutama karena varian Delta telah menyebabkan infeksi "terobosan" pada orang yang sudah divaksinasi lengkap.
Ubah otorisasi penggunaan darurat
Mengutip Reuters, FDA pada Kamis mengubah otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin untuk memungkinkan dosis tambahan pada individu tertentu, khususnya untuk penerima transplantasi organ padat atau mereka yang didiagnosis dengan kondisi yang dianggap memiliki tingkat immunocompromise yang setara.
Laporan infeksi di antara orang yang divaksinasi dan kekhawatiran tentang berkurangnya perlindungan telah mendorong negara-negara kaya untuk mendistribusikan suntikan booster, bahkan ketika banyak negara berjuang untuk mengakses dosis vaksin pertama.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan lalu menyerukan moratorium booster vaksin COVID-19 hingga setidaknya akhir September.
Baca Juga: Ini alasan Singapura pesan lebih banyak lagi vaksin Sinovac
Didorong oleh varian Delta, kasus virus corona di Amerika Serikat melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari enam bulan, menurut penghitungan Reuters.
Mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah mungkin tidak cukup terlindungi oleh vaksinasi COVID-19 yang ada, pejabat kesehatan AS mengatakan.
Regulator AS harus sepenuhnya mengesahkan vaksin COVID-19 atau mengubah persetujuan penggunaan darurat mereka sebelum pejabat bisa merekomendasikan suntikan tambahan.
Panel penasihat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) akan bertemu pada Jumat (13/8) untuk membahas kelayakan individu dengan gangguan kekebalan untuk dosis penguat.