kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.774.000   15.000   0,85%
  • USD/IDR 16.505   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.258   -123,50   -1,94%
  • KOMPAS100 886   -22,04   -2,43%
  • LQ45 692   -18,18   -2,56%
  • ISSI 198   -4,07   -2,02%
  • IDX30 362   -8,54   -2,31%
  • IDXHIDIV20 438   -7,77   -1,74%
  • IDX80 100   -2,74   -2,66%
  • IDXV30 107   -0,87   -0,81%
  • IDXQ30 119   -2,62   -2,16%

AS Jatuhkan Sanksi Baru atas Minyak Iran, Kilang 'Teapot' China Jadi Korbannya


Jumat, 21 Maret 2025 / 05:36 WIB
AS Jatuhkan Sanksi Baru atas Minyak Iran, Kilang 'Teapot' China Jadi Korbannya
ILUSTRASI. A 3D printed natural gas pipeline is placed in front of displayed Iranian flag in this illustration taken February 8, 2022. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) mengumumkan sanksi baru terkait Iran, menargetkan berbagai entitas, termasuk untuk pertama kalinya sebuah kilang independen “teapot” di China serta kapal-kapal yang memasok minyak mentah ke fasilitas tersebut.

Ini merupakan putaran keempat sanksi AS terhadap ekspor minyak Iran sejak Presiden Donald Trump pada Februari lalu menyatakan akan kembali menerapkan kampanye “tekanan maksimum” guna menekan ekspor minyak Iran hingga nol.

Langkah ini bertujuan menghentikan Teheran memperoleh senjata nuklir dan mendanai kelompok militan.

Kilang yang dikenai sanksi oleh Departemen Keuangan AS adalah Shandong Shouguang Luqing Petrochemical Co., Ltd., yang berbasis di China.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik US$1 Kamis (20/3), AS Jatuhkan Sanksi Baru Terkait Iran

"Pembelian minyak Iran oleh kilang ‘teapot’ menjadi sumber utama ekonomi bagi rezim Iran, yang merupakan sponsor utama terorisme global dan pendukung utama kelompok Houthi di Yaman," kata Menteri Keuangan AS Scott Bessent dalam unggahan di platform X pada Kamis (20/3).

China, yang merupakan importir terbesar minyak Iran, menolak mengakui sanksi AS dan telah membangun sistem perdagangan dengan Iran yang sebagian besar menggunakan yuan China serta jaringan perantara untuk menghindari transaksi dalam dolar dan pengawasan regulator AS.

"China selalu menentang keras sanksi sepihak yang ilegal dan tidak dapat dibenarkan serta yurisdiksi 'lengan panjang' yang diterapkan AS," kata juru bicara Kedutaan Besar China di Washington.

Tekanan Bertahap pada Iran

Awal bulan ini, China dan Rusia menyatakan dukungan bagi Iran setelah AS menuntut pembicaraan nuklir dengan Teheran.

Para diplomat kedua negara menegaskan bahwa negosiasi hanya dapat dilakukan berdasarkan "saling menghormati" dan dengan syarat semua sanksi terhadap Iran dicabut.

Baca Juga: Presiden Iran kepada Trump: Saya Tak Akan Bernegosiasi

Para analis menilai Washington memilih strategi sanksi bertahap, menghindari tindakan langsung terhadap bank-bank besar China yang memfasilitasi transaksi keuangan Iran guna mencegah eskalasi ekonomi dengan Beijing.

"Strategi ini tampaknya menargetkan China sebagai cara untuk menekan Iran – dengan menerapkan tekanan minimal untuk saat ini, tetapi secara bertahap meningkatkan upaya guna membawa Iran kembali ke kesepakatan nuklir," ujar Scott Modell, CEO Rapidan Energy, sebuah lembaga riset energi.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Tammy Bruce mengatakan, kilang yang disanksi membeli minyak dari kapal-kapal yang terkait dengan kelompok Houthi di Yaman, yang bulan ini ditetapkan AS sebagai Organisasi Teroris Asing, serta Kementerian Pertahanan dan Logistik Angkatan Bersenjata Iran, yang juga berada dalam daftar sanksi AS.

Iran sendiri mengklaim bahwa program energi nuklirnya hanya untuk tujuan damai, sementara negara-negara Barat menuduh Iran memperkaya uranium ke tingkat yang mendekati senjata nuklir tanpa aplikasi sipil yang jelas.

Sanksi Tambahan terhadap Entitas dan Kapal Tanker

Departemen Keuangan AS juga menjatuhkan sanksi pada 12 entitas serta mengidentifikasi 8 kapal tanker sebagai properti yang diblokir karena mengirimkan jutaan barel minyak Iran ke China.

Baca Juga: Ayatollah Ali Khamenei: Iran Tak akan Berunding di Bawah Intimidasi AS

Kapal-kapal ini merupakan bagian dari "armada bayangan" Iran yang memasok minyak ke kilang swasta China.

Selain itu, Wang Xueqing, yang dikaitkan dengan kilang tersebut, dimasukkan ke dalam daftar Specially Designated Nationals (SDN).

Individu dalam daftar ini dilarang melakukan bisnis dengan warga AS, dan aset mereka di AS akan dibekukan.

Beberapa kapal tanker yang terkena sanksi meliputi: Aurora Riley (berbendera Panama), Catalina (berbendera Panama), dan Brava Lake (berbendera Barbados)

Departemen Luar Negeri AS juga menjatuhkan sanksi pada terminal minyak Huaying Huizhou Daya Bay Petrochemical Terminal Storage di China karena membeli dan menyimpan minyak mentah Iran dari kapal yang telah masuk daftar sanksi.

Selanjutnya: Rupiah Masih dalam Tekanan pada Jumat (21/3)

Menarik Dibaca: Ini Cara Alami Mengontrol Asam Urat di Rumah! Wajib Dicoba Sekarang juga


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×