kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.714.000   12.000   0,71%
  • USD/IDR 16.430   20,00   0,12%
  • IDX 6.657   -8,29   -0,12%
  • KOMPAS100 946   -4,70   -0,49%
  • LQ45 743   -5,05   -0,68%
  • ISSI 209   1,02   0,49%
  • IDX30 387   -2,51   -0,64%
  • IDXHIDIV20 464   -3,22   -0,69%
  • IDX80 108   -0,62   -0,57%
  • IDXV30 110   -0,51   -0,46%
  • IDXQ30 127   -0,96   -0,75%

Presiden Iran kepada Trump: Saya Tak Akan Bernegosiasi


Kamis, 13 Maret 2025 / 08:51 WIB
Presiden Iran kepada Trump: Saya Tak Akan Bernegosiasi
ILUSTRASI. Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan negaranya tidak akan bernegosiasi dengan AS meskipun diancam. WANA (West Asia News Agency)/Majid Asgaripour via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Media pemerintah Iran melaporkan pada hari Selasa (11/3/2025), Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan negaranya tidak akan bernegosiasi dengan AS meskipun diancam. 

Dia kemudian memberi tahu Presiden Donald Trump untuk melakukan apa pun yang dia inginkan. 

"Tidak dapat diterima bagi kami bahwa mereka (AS) memberi perintah dan membuat ancaman. Saya bahkan tidak akan bernegosiasi dengan Anda. Lakukan apa pun yang Anda inginkan", media pemerintah mengutip pernyataan Pezeshkian seperti yang dikutip Reuters.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada hari Sabtu bahwa Teheran tidak akan diintimidasi untuk berunding.

Pernyataan itu dia tegaskan selang sehari setelah Trump mengatakan dia telah mengirim surat yang mendesak Iran untuk terlibat dalam pembicaraan mengenai kesepakatan nuklir baru.

Sambil menyatakan keterbukaan terhadap kesepakatan dengan Teheran, Trump telah mengembalikan kampanye "tekanan maksimum" yang dia terapkan dalam masa jabatan pertamanya sebagai presiden untuk mengisolasi Iran dari ekonomi global dan menekan ekspor minyaknya hingga mendekati nol.

Baca Juga: Donald Trump Kirim Surat kepada Pemimpin Iran, Apa Isinya?

Dalam sebuah wawancara dengan Fox Business, Trump mengatakan minggu lalu, "Ada dua cara untuk menangani Iran: secara militer, atau Anda membuat kesepakatan untuk mencegah Teheran memperoleh senjata nuklir."

Iran telah lama membantah ingin mengembangkan senjata nuklir. Namun, negara itu "secara dramatis" mempercepat pengayaan uranium hingga kemurnian 60%, mendekati tingkat senjata sekitar 90%, IAEA telah memperingatkan.

Iran telah mempercepat pekerjaan nuklirnya sejak 2019, setahun setelah Presiden Trump saat itu membatalkan pakta nuklir Teheran tahun 2015 dengan enam kekuatan dunia dan menerapkan kembali sanksi yang telah melumpuhkan ekonomi negara itu.

Tonton: Israel Dirumorkan Bakal Serang Iran pada Pertengahan Tahun 2025

Selanjutnya: Fitur Baru, Begini Cara Menaruh Musik di Status WhatsApp

Menarik Dibaca: Harga Emas Antam Naik Rp 12.000 Hari Ini 13 Maret 2025


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×