kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

AS jatuhkan sanksi ke perbankan Korea Utara


Sabtu, 29 Juni 2013 / 06:50 WIB
AS jatuhkan sanksi ke perbankan Korea Utara
ILUSTRASI. Kapal selam kelas Dolphin buatan perusahan Thyssenkrupp Marine Systems Jerman.


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

WASHINGTON. Program nuklir Korea Utara berbuntut panjang. Pemerintah Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada Daedong Credit Bank. Perbankan asal Pyongyang ini dianggap ikut menyokong program senjata pemusnah massal yang dikembangkan pemerintahan Kim Jong Un.

Kementerian Keuangan AS menuduh Daedong Credit Bank (DCB) telah mengucurkan fasilitas kredit kepada Korea Mining Developing Trading Corp atau KOMID. Bank ini adalah pedagang utama senjata Korea Utara, seperti dikutip Reuters, Kamis (27/6).

Bukan hanya itu. DCB pun dituding AS telah mengalirkan kredit kepada Tanchon Commercial Bank (TCB), lembaga keuangan utama bagi Pyongyang.

Dalam beberapa kasus, menurut pemerintah AS, DCB telah sengaja memfasilitasi transaksi tersebut dengan cara memanipulasi. "SejakĀ  tahun 2007, Daedong Credit Bank telah memfasilitasi ribuan transaksi keuangan yang bernilai jutaan dollar Amerika Serikat atas nama KOMID dan TCB," ungkap Kementerian Keuangan AS.

Kementerian Keuangan AS juga menjatuhkan sanksi kepada anak usaha (front company) Daedong, yakni DCB Financial Limited. Dua perwakilan perusahaan tersebut, yaitu Kim Chol Sam dan Son Mun San, diketahui sebagai anggota biro hubungan eksternal Badan Energi Atom Korea Utara.

Washington menyatakan bahwa front company Daedong telah melakukan transaksi keuangan internasional sebagai strategi untuk menghindari pemeriksaan oleh lembaga-lembaga yang tidak ingin melakukan bisnis dengan pihak Korea Utara.

Secara umum, pemerintahan Barack Obama melarang warga AS terlibat dalam transaksi dengan entitas atau orang yang masuk dalam target. Kementerian Keuangan juga akan membekukan aset terkait dengan target yang kemungkinan berada di AS.

Sebelum penerapan sanksi baru ini, pada Maret lalu, pemerintah AS juga menerapkan langkah serupa kepada Foreign Trade Bank (FTB) Korea Utara, bank devisa utama di negara itu. Dengan melarang FTB dari transaksi internasional, AS ingin menutup akses pendanaan kepada Pyongyang.

Alhasil, perbankan di Uni Eropa enggan melakukan bisnis dengan FTB. Bahkan, bank devisa terbesar di China, Bank of China, telah menutup rekening FTB.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×