Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Amerika Serikat melalui menteri luar negerinya, Antony Blinken, kembali mengkritik langkah Israel yang terus menggempur Rafah. Blinken mengatakan, serangan tersebut tidak akan mampu melenyapkan Hamas.
AS dan negara-negara lain, serta para pejabat tinggi PBB, telah memperingatkan bahwa serangan ke Rafah dapat menimbulkan dampak buruk terhadap para pengungsi Gaza.
Israel mengatakan, pihaknya berupaya meminimalkan korban sipil. Namun, klaim itu masih diragukan oleh komunitas internasional, bahkan oleh AS yang selama ini menjadi pendukung setia.
Baca Juga: Netanyahu: Hamas Tidak Boleh Menguasai Jalur Gaza
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, bahkan mengatakan bahwa menyerang Rafah tidak akan menyudahi pergerakan Hamas. Sebaliknya, hal itu hanya akan menimbulkan respons keras yang tiada henti.
"Invasi besar-besaran di Rafah tidak mungkin mengakhiri ancaman Hamas. Israel berada dalam jalur yang berpotensi untuk mewarisi pemberontakan dengan banyaknya anggota Hamas bersenjata yang tersisa," kata Blinken dalam wawancara dengan kanal televisi CBS hari Minggu (12/5).
Pada kesempatan berbeda, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan, dirinya telah menghubungi sejawatnya di Israel, Tzachi Hanegbi, untuk mengingatkan risiko keamanan dari serangan di Rafah.
Baca Juga: Israel Bertekad Terus Menyerah Rafah, Meski Dukungan AS Melemah
"Sullivan menegaskan kembali kekhawatiran lama Presiden Biden mengenai potensi operasi darat militer besar-besaran di Rafah, tempat lebih dari satu juta orang berlindung," kata pihak Gedung Putih, dikutip Arab News.
Gedung Putih menambahkan, Hanegbi mengonfirmasi bahwa Israel mempertimbangkan kekhawatiran AS, namun tidak menjelaskan lebih lanjut.
Serangan Israel di bagian timur Rafah telah menyebabkan 300.000 warga Gaza mengungsi. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan, serangan militer Israel ke Gaza sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 35.000 orang.