kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

AS kian mengancam, China coba merebut hati tetangganya di ASEAN


Rabu, 29 Juli 2020 / 14:07 WIB
AS kian mengancam, China coba merebut hati tetangganya di ASEAN
ILUSTRASI. Presiden China Xi Jinping 3 Mei 2020, tangkapan layar TV. AS kian mengancam, China coba merebut hati tetangganya di ASEAN.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China berusaha keras untuk meningkatkan hubungan dengan negara-negara tetangganya di Asia Tenggara dalam beberapa pekan terakhir. 

Tiongkok menjanjikan bantuan pemulihan akibat wabah virus corona dan kerja sama ekonomi yang secara khusus ditargetkan pada negara-negara selama ini ramah kepada Washington.

Baca Juga: Meski sudah mendapat dukungan AS, Vietnam tetap khawatir pada China

Ketika persaingan China dan AS melaju ke arah konfrontasi penuh, Beijing meningkatkan tekanan pada negara-negara tetangga untuk mencegah munculnya koalisi yang bermusuhan di dekat pintu rumahnya.

Tak lama setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengecam China atas klaimnya yang luas ke Laut Cina Selatan dua minggu lalu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi menenangkan Vietnam dan Filipina yang selama ini paling vokal sial sengketa maritim.

Sementara Presiden China Xi Jinping berbicara kepada para pemimpin di Thailand dan Singapura melalui sambungan telepon.

Di sisi lain, Thailand dan Filipina adalah sekutu perjanjian dengan Washington dan Singapura telah lama menjadi mitra keamanan tepercaya AS.

Baca Juga: Masih curiga, AS tuduh China gunakan TikTok untuk ikut campur dalam pemilu AS

Akibatnya, negara-negara ini dan anggota ASEAN lain semakin terpecah antara Beijing dan Washington, dengan strategi penyeimbang yang telah teruji di bawah uji stres terbesar di tengah meningkatnya risiko konfrontasi langsung.

"Memang benar bahwa, ke depan, negara-negara Asean akan menemukan diri mereka dalam posisi yang semakin genting yang dapat memaksa mereka untuk memilih salah satu pihak," kata Collin Koh, seorang peneliti dari Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam di Universitas Teknologi Nanyang Singapura.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×