Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON D.C. Aplikasi TikTok kembali jadi bulan-bulanan politisi AS. Pada hari Selasa (28/7) kemarin, sekelompok senator AS dari Partai Republik menuduh TikTok ikut campur dalam pemilu presiden AS.
Dikutip dari Reuters, Marco Rubio, Tom Cotton, dan beberapa senator lain mengecam kebijakan sensor TikTok atas sejumlah konten.
Konten yang dimaksud antara lain mengenai video muatan kritik atas perlakuan kejam China kepada warga Uighur serta konten diskusi politik.
"Kami sangat prihatin bahwa Partai Komunis China dapat menggunakan kekuasaannya untuk mengontrol segala diskusi politik yang ada di TikTok. Termasuk menabur perselisihan di antara orang Amerika," tulis para Senator dalam surat yang ditujukan pada Office of Director of National Intelligence (ODHI), Department of Homeland Security (DHS), dan Federal Bureau of Investigation (FBI), seperti dikutip dari Reuters.
Menanggapi tuduhan tersebut, juru bicara TikTok mengatakan bahwa TikTok benar-benar tidak memberi ruang pada isu politik di platformnya.
Baca Juga: Sah! Senat AS sepakat melarang TikTok pada semua perangkat digital pemerintah
"TikTok sudah memiliki kebijakan ketat terhadap disinformasi, dan kami tidak menerima iklan politik," ungkap sang juru bicara kepada Reuters.
Untuk saat ini pihak FBI dan DHS masih belum memberikan respon terkait laporan dari para Senator Partai Republik tersebut. Sementara ODNI sudah mengonfirmasi akan segera mengambil tindakan yang sesuai.
Di sisi lain, sejumlah Senator dari Partai Republik meminta para pelapor untuk benar-benar mengumpulkan bukti yang jelas terkait tuduhan mereka.
Jika memang benar TikTok memiliki potensi untuk mempengaruhi pemilu AS, maka sanksi yang berat bisa dikenakan pada ByteDance selaku induk perusahaan TikTok.
TikTok mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah AS setelah dituduh mengumpulkan data pengguna untuk diserahkan kepada pemerintah China.
Belakangan pemerintah AS juga mencurigai TikTok memiliki peran dalam menggiring opini publik sehingga mempengaruhi hasil pemilu presiden AS.
Sampai saat ini AS masih menganggap TikTok, dan sejumlah aplikasi China lainnya, sebagai ancaman keamanan digital yang sangat serius.
Baca Juga: Kongres AS minta Apple dan Google untuk awasi aplikasi asing