Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) meragukan klaim Rusia yang menyatakan bahwa pada hari Rabu (16/2) telah menarik mundur pasukannya dari perbatasan Ukraina. Pejabat senior pemerintahan Biden justru menyebut Rusia sedang menambah kehadiran militernya di kawasan tersebut.
Berbicara secara anonim, pejabat senior AS ini yakin bahwa Rusia telah berbohong meski tidak memberikan rincian atau memberikan bukti.
"Jadi kemarin, pemerintah Rusia mengatakan akan menarik pasukan dari perbatasan dengan Ukraina. Tapi sekarang kami tahu bahwa itu salah," kata sang pejabat, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Inggris Mengancam Akan Memblokir Aktivitas Perusahaan Rusia di London
Pejabat itu juga mengatakan pemerintahan Biden mengkonfirmasi bahwa Rusia telah meningkatkan kehadiran pasukannya di sepanjang perbatasan Ukraina sebanyak 7.000 tentara.
"Rusia secara terbuka mengklaim terlibat dalam diplomasi dan membuat klaim de-eskalasi, di saat yang sama mereka memobilisasi untuk perang," lanjutnya.
Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Rabu mengatakan bahwa pasukannya mundur setelah latihan militernya di dekat Ukraina usai. Sebagai bukti, otoritas pertahanan Rusia bahkan merilis video yang menunjukkan mobilisasi pasukan saat meninggalkan semenanjung Krimea.
Dilansir dari Reuters, rekaman video menunjukkan kehadiran tank, kendaraan tempur infanteri, dan unit artileri. Kementerian Pertahanan Rusia menjelaskan bahwa peralatan tempur dan personel militer akan dikirim dengan kereta api militer ke unit asal masing-masing.
Baca Juga: Rusia Rilis Video yang Tunjukkan Tank dan Artileri Tinggalkan Krimea, Dekat Ukraina
Video yang dirilis kantor berita RIA itu juga menunjukkan puluhan kendaraan militer melintasi jembatan pada malam hari.
Pada hari Selasa (15/2), pemerintah AS memperkirakan bahwa 150.000 tentara Rusia telah mengepung Ukraina. Jumlahnya meningkat dari perkiraan sebelumnya yang sekitar 100.000.
Di hari yang sama, Presiden Vladimir Putin menyatakan Rusia tidak menginginkan perang di Eropa. Pada konferensi pers bersama setelah pembicaraan dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz, Putin memutuskan untuk menarik sebagian pasukan dari dekat Ukraina.
Putin juga menegaskan bahwa Rusia membuka ruang untuk diskusi lebih lanjut dengan negara-negara Barat mengenai tuntutan jaminan keamanan yang diminta Rusia.